News

Dosen Unesa : Puasa Meningkatkan Kualitas Kesehatan Fisik dan Psikis

Puasa berperan penting dalam meningkatkan kualitas serta kekuatan pribadi seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ilustasi. Foto : republika
Puasa berperan penting dalam meningkatkan kualitas serta kekuatan pribadi seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ilustasi. Foto : republika

Kampus—Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaatnya bagi yang menjalankannya. Salah satunya bisa meningkatkan kualitas kesehatan fisik maupun psikis.

“Puasa memang terasa lapar dan haus. Namun, puasa sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas kebugaran dan kesehatan seseorang,” ungkap Dr Dwi Cahyo Kartiko, dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam Ngaji Sore Ramadhan 1443 H bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, Sabtu (16/04//22).

Seperti dikutip dari laman unesa.ac.id, Dwi yang Wakil Dekan Bidang Akademik itu mengungkapkan bahwa puasa itu dilakukan bukan untuk menurunkan kualitas fisik seseorang dalam sebuah aktivitas sehari-hari. Tapi justru puasa berperan penting dalam meningkatkan kualitas serta kekuatan pribadi seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Dengan berpuasa, kadar gula darah dalam tubuh bisa dijaga. Bisa menurunkan berat badan yang berlebih. Meningkatkan metabolisme tubuh dan kerja otak serta meningkatkan daya tahan tubuh. Bahkan juga menjaga kesehatan jantung serta mengurangi risiko diabetes serta kanker,” papar Dwi.

Ia menyarankan agar ketika berbuka puasa tidak langsung memakan makanan yang berat sehingga berpotensi mencederai lambung. Ada baiknya berbuka puasa dengan makanan kecil terlebih dahulu seperti mengkonsumsi buah kurma dan air putih atau bisa juga dengan buah-buahan.

Bagaimana menjaga kebugaran? Pria yang juga seorang pelatih olahraga Jatim itu membeberkan bahwa sesuai anjuran WHO, perlu melakukan aktivitas fisik atau berolahraga selama 150 menit dalam seminggu. Skema waktu dan durasinya bisa diatur sesuai keperluan. Bisa juga, olahraga lima hari dalam seminggu. Setiap harinya masing-masing 30 menit.

“Saat puasa, bawaannya ingin rebahan. Memang tidurnya orang yang berpuasa itu merupakan sebuah pahala, namun jika tidak produktif itu juga merupakan sebuah masalah,” papar pakar olahraga Unesa itu.

Menurutnya. agar mau berolahraga harus diawali dari mindset dan tekad pribadi yang memang ingin sehat. Kedua, ‘menerjemahkan’ mindset dan tekad itu ke dalam bentuk gerak atau memulai olahraga.

“Mau saja kan gak cukup, bagaimana mau itu bisa menggerakkan badan kita dari kebiasaanya rebahan menjadi kebiasaan olahraga. Jangan sampai dimanjakan teknologi. Manfaatkan teknologi untuk menunjang kesehatan dan kebugaran,” cetusnya.

Jika seseorang malah bergerak dan berolahraga, akan banyak penyakit yang mengantre dalam tubuh. “Mulai sekarang, kita mulai mengubah mindset dan gunakan waktu beberapa menit saja dalam sehari untuk menunaikan kebutuhan jiwa dan raga kita, yaitu beribadah dan berolahraga,” ajaknya

Baca juga :

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Terima 5.038 Mahasiswa di SBMPTN 2022, Ini Prodi Sepi Peminat

Kontroversi Logo Halal Baru, Pakar Unpad: Edukasi Halal di Masyarakat Lebih Penting

Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Kunjungi Museum Virtual Seperti Nyata, Ini Linknya

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image