Serba Serbi

Overthinking, Apa itu ? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya dari Dosen IPB University

Dosen IPB University memberi tips cara mengantisipasi  overthinking,  antara lain dengan lakukan langkah konkrit untuk berhenti atau mengontrol pikiran-pikiran negatif. Ilustrasi. Foto : pixabay  
Dosen IPB University memberi tips cara mengantisipasi overthinking, antara lain dengan lakukan langkah konkrit untuk berhenti atau mengontrol pikiran-pikiran negatif. Ilustrasi. Foto : pixabay

Kampus—Menurut ilmu psikologi, overthinking adalah berpikir terus-menerus mengenai hal yang negatif. Overthinking ini setidaknya memiliki dua bentuk. Pertama, merenungkan kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalu, misalnya dengan memunculkan pikiran ‘kalau saja saat itu saya tidak melakukan hal tersebut’. Kedua, mengkhawatirkan sesuatu hal yang belum terjadi di masa depan.

Overthinker sering memikirkan sesuatu yang bukan kapasitas dirinya untuk mengendalikan hal tersebut. Akibatnya sering timbul penyesalan terhadap masa lalu, serta ketakutan dan kegelisahan dalam menghadapi masa depan.

“Berbeda dengan memikirkan sebuah solusi akan suatu masalah, overthinking cenderung mendramatisasi kejadian yang sudah terjadi dan meramalkan suatu hal yang buruk terhadap sesuatu yang belum terjadi,” ungkap Nur Islamiah MPsi, Psikolog sekaligus dosen IPB University dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia seperti dikutip dari laman ipb.ac.id.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebuah studi menemukan bahwa prevalensi terjadinya overthinking pada orang dewasa dengan rentang usia 25-35 cenderung tinggi yaitu 73 persen. Wanita juga lebih cenderung berpotensi menjadi overthinker.

“Tanda seseorang mengalami overthinking adalah ia sering mengingat-ingat kembali kejadian buruk. Misalnya pengalaman yang membuat dirinya merasa bersalah atau malu. Selain itu, overthinker juga menghabiskan waktunya untuk berpikir hal yang di luar kontrol dirinya. Mencemaskan sesuatu yang belum terjadi sehingga pikiran-pikiran negatif ini membuatnya susah move on, tidak produktif, galau, hingga kesulitan tidur karena otak selalu aktif memikirkan hal-hal yang sebetulnya tidak bermanfaat,” papar Nur.

Berikutnya : Penyebab overthinking