Antisipasi Ancaman Banjir, Tim ITS Ciptakan Alat Penakar Hujan Otomatis
Kampus—Banjir masih menjadi ancaman di sejumlah wilayah. Untuk mengantisipasinya tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan alat penakar hujan otomatis pada lingkungan sekitar. Alat ini akan mengakomodasi para warga dalam memitigasi banjir yang sering terjadi di lingkungan sekitarnya.
Ketua Pelaksana KKN Muhammad Hafiizh Imaaduddiin MT menyampaikan, ide pembuatan inovasi alat ini awalnya timbul karena rendahnya elevasi rumah warga di Desa Tambaksumur, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Selain itu semakin bertumpuknya limbah cair dari bertumbuhnya perumahan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya sedimentasi dan kenaikan muka air pada saluran.
“Dengan permasalahan tersebut perlu adanya pembersihan dan pemantauan rutin saluran drainase warga,” ujar dosen yang biasa disapa Hafiizh ini.
Ia menjelaskan, untuk memantau keadaan saat hujan, tim KKN ini menciptakan Automatic Rainfall Recorder (ARR) dan Automatic Water Level Recording (AWLR). Tim KKN yang dipimpinnya tersebut terdiri dari 10 dosen dan 32 mahasiswa dari Fakultas Vokasi; Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK) dan Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD).
“Dengan alat ini warga dapat mandiri dan sigap dalam melawan banjir,” tegas Hafiizh memastikan.
Lebih lanjut, dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) ini mengungkapkan, untuk penempatan kedua alat itu pun perlu diperhitungkan. Oleh karena itu, tim pemetaan mahasiswa KKN melakukan langkah survei dan pengukuran topografi. Hal ini untuk menentukan titik efektif dalam menempatkan kedua alat tersebut.
Lebih jelasnya, menurut Hafiizh, ARR ditempatkan pada salah satu atap warga yang kemudian akan menampung air dan melaporkan berbagai macam data saat hujan melalui aplikasi yang sudah terpasang di smartphone warga. Hafiizh menerangkan, saat penampung air ARR penuh, maka akan menampilkan data tinggi dan durasi hujan serta timbul genangan air setinggi berapa.
Di sisi lain, AWLR ditempatkan pada salah satu saluran drainase perumahan warga. Hal ini dikarenakan AWLR akan berfungsi sebagai pemantau muka air saluran warga dengan sistem Internet of Things (IoT). Terdapat aplikasi smartphone yang dapat digunakan oleh warga secara realtime keadaan saluran saat hujan.
“Sehingga dengan adanya aplikasi internet, para warga tidak perlu datang ke lokasi untuk melihat keadaan saluran saat hujan,” tutur Hafiizh.
Hafiizh mengungkapkan, KKN ini merupakan kegiatan kolaborasi lintas bidang ilmu. Dengan pemahaman Hafiizh dan mahasiswa DTIS akan curah hujan dan topografi dalam lingkup Teknik Sipil, yang kemudian didukung dengan ilmu mahasiswa dari Teknik Elektro Otomasi dan Teknik Instrumentasi ITS dalam merancang ARR dan AWLR. Sehingga diharapkan dapat secara maksimal membantu para warga Desa Tambaksumur.
Dengan adanya kedua alat penakar hujan tersebut dua berharap para warga mampu melakukan upaya mitigasi saat hujan turun. Ditambah dengan adanya aplikasi yang sudah terintegrasikan dengan ARR dan AWLR yang mampu memudahkan warga mengupayakan mitigasi banjir.
“Harapannya, dalam jangka panjang akan terbentuk kesigapan warga dalam melawan banjir,” tandas Hafiizh optimistis.
Baca juga :
Tim Spektronics ITS Juara Pertama Pada Ajang Chem-E-Car di Jerman
Tim Robot Ichiro ITS Raih 13 Penghargaan FIRA Humanoid Robot Cup (HuroCup) 2022
Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia Tingkat Nasional Segera Digelar, Ini Jadwalnya
Sekretariat Negara Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa, Ini Syarat Lengkapnya
Kemdikbudristek Buka Pendaftaran Mahasiswa Pendamping KLS, Dikonversi Magang 20 SKS
Ini Tips Agar Lolos IISMA dari Mahasiswa ITB
Beasiswa Pendidikan 2022 Dibuka, Klik Link beasiswa.kemdikbud.go.id/
Kemkominfo Tawarkan Beasiswa S2 Luar Negeri, Ini Persyaratannya
Mau Berburu Beasiswa Tahun 2022 ? Ini Linknya
Mahasiswa UI Raih Empat Juara di Asian Universities Alliance Youth Forum 2022
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.