
Pasca Banjir yang Membutuhkan Atensi
Info Terkini | 2025-03-07 14:52:01
Pasca Banjir yang Membutuhkan Atensi : Ketua DPRD Kota Bekasi, Bapak Sardi Effendi FPKS, berharap Pemerintah Pusat dapat bergerak cepat
Bencana banjir yang melanda Kota Bekasi baru-baru ini telah meninggalkan dampak yang luas dan mendalam bagi masyarakat. Ribuan rumah terendam, infrastruktur mengalami kerusakan, dan aktivitas ekonomi sempat terhenti. Saat air mulai surut, tantangan yang lebih besar muncul, yaitu proses pemulihan yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum. Banjir bukan hanya peristiwa alam semata, tetapi juga cerminan dari persoalan tata kelola lingkungan dan pembangunan yang perlu dievaluasi.
Salah satu aspek yang harus segera ditangani adalah perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir. Jembatan Kemang Pratama yang ambles menjadi simbol bagaimana bencana ini dapat melumpuhkan mobilitas masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah harus memastikan bahwa perbaikan infrastruktur dilakukan dengan cepat dan tepat. Langkah awal yang diambil, seperti pengerahan Satuan Zeni TNI Angkatan Darat untuk membangun jembatan bailey sementara, adalah solusi praktis yang patut diapresiasi. Namun, lebih dari itu, perencanaan jangka panjang dalam membangun infrastruktur yang lebih tahan bencana perlu diprioritaskan agar kejadian serupa tidak berulang di masa mendatang (Kompas.com, 7 Maret 2025).
Selain infrastruktur, pemulihan layanan dasar seperti listrik dan air bersih juga harus menjadi fokus utama. Kepala BNPB telah memastikan bahwa listrik kembali menyala di daerah terdampak, dan tangki-tangki air didatangkan untuk memenuhi kebutuhan warga. Namun, pasokan air bersih yang stabil harus terus dijaga agar masyarakat dapat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa kendala. Penguatan sistem drainase dan pengelolaan air yang lebih baik juga menjadi pekerjaan rumah yang tidak bisa diabaikan (Kompas.com, 7 Maret 2025).
Di sisi sosial, ribuan warga terdampak banjir masih membutuhkan bantuan, baik dalam bentuk logistik, tempat tinggal sementara, maupun dukungan psikososial. Kehilangan harta benda dan tempat tinggal bisa berdampak signifikan terhadap kondisi mental korban banjir. Oleh karena itu, pemerintah dan organisasi kemanusiaan harus bekerja sama dalam menyediakan dukungan yang komprehensif. Masyarakat yang terdampak tidak hanya memerlukan bantuan jangka pendek, tetapi juga program pemulihan ekonomi agar mereka bisa bangkit kembali (RakyatBekasi.com, 7 Maret 2025).
Lebih jauh, banjir ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengevaluasi kebijakan tata ruang dan pengelolaan lingkungan. Meluapnya Kali Bekasi yang menjadi penyebab utama banjir menunjukkan bahwa ada persoalan serius dalam manajemen sumber daya air. Perlu ada koordinasi yang lebih baik antara pemerintah daerah di Bekasi dan Bogor dalam mengelola aliran sungai agar kejadian serupa dapat diminimalisir di masa depan (RakyatBekasi.com, 7 Maret 2025).
Ketua DPRD Kota Bekasi, Bapak Sardi Effendi FPKS, berharap pemerintah pusat dapat bergerak cepat dalam menangani masalah banjir di Kota Bekasi. Banjir tersebut terjadi akibat meluapnya Air Kali Bekasi yang menerima kiriman air dari wilayah Bogor pada senin malam (3/3/2025) (RakyatBekasi.com, 7 Maret 2025).
Tanggung jawab untuk mengatasi dampak pasca banjir tidak hanya berada di pundak pemerintah. Sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil juga memiliki peran penting dalam membangun kembali Kota Bekasi. Dunia usaha bisa berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada bantuan kepada korban dan perbaikan lingkungan. Sementara itu, institusi pendidikan dapat berperan dalam memberikan kajian dan solusi berbasis ilmiah untuk mitigasi bencana di masa depan.
Pemerintah juga harus memastikan bahwa ada kebijakan yang lebih tegas dalam hal pembangunan berkelanjutan. Pertumbuhan kota yang pesat tanpa mempertimbangkan kapasitas lingkungan hanya akan meningkatkan risiko bencana di kemudian hari. Oleh karena itu, evaluasi terhadap tata kota, sistem drainase, dan perizinan pembangunan harus dilakukan secara serius. Kebijakan ini harus diiringi dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan mendukung program penghijauan.
Pasca banjir di Bekasi adalah pengingat bahwa tantangan sesungguhnya baru dimulai ketika air mulai surut. Pemulihan tidak hanya tentang membangun kembali apa yang rusak, tetapi juga tentang memastikan bahwa kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang. Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Bekasi dapat bangkit lebih kuat dan lebih siap menghadapi tantangan lingkungan di masa depan. Kini saatnya bagi semua pihak untuk bertindak cepat, bukan hanya dalam menangani dampak banjir, tetapi juga dalam membangun kota yang lebih tangguh terhadap bencana.
Refrensi:
- Kompas.com, 7 Maret 2025. "Usai Porak-poranda akibat Banjir, Kota Bekasi Mulai Bangkit dan Berbenah"
- RakyatBekasi.com, 7 Maret 2025. "Ketua DPRD Kota Bekasi Soroti Langkah Cepat dalam Penanganan Banjir"
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.