Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asrul Putra Bastari

Kalau tak Ada Masalah, untuk Apa Negara dan Kampus Ada?

Eduaksi | 2025-05-08 08:08:51
Permasalahan antara mahasiswa dan negara sebagai pemenuhan peran

Dalam dunia biologi, tubuh manusia akan selalu terpapar bakteri. Tapi tak semua bakteri adalah musuh. Justru dari sanalah sistem imun kita belajar mengenali ancaman, membentuk pertahanan, dan tumbuh lebih kuat. Tubuh yang tidak pernah dilatih oleh gangguan, justru akan menjadi rentan.

Begitu pula dengan negara. Masalah sosial, politik, ekonomi, hingga budaya. Semua itu bisa diibaratkan sebagai bakteri yang masuk ke dalam tubuh bangsa. Mereka bukan hal yang menyenangkan, tentu saja. Tapi dari sanalah kita, sebagai bagian dari sistem imun bangsa ini, diuji: apakah kita akan diam? Melawan? Atau justru belajar dan menjadi lebih bijak?

Kampus, bagi saya, adalah tempat di mana makrofag-makrofag sosial ditempa. Mereka belajar mengenali "bakteri sosial" yaitu ketimpangan, ketidakadilan, diskriminasi, kesenjangan kesehatan, dan segudang penyakit sosial lainnya. Mahasiswa dan dosen bukan sekadar pencatat teori. Mereka adalah antibodi, sel T, bahkan natural killer cells yang bertugas menangkal dan merespons dinamika yang terjadi.

Jika negara ini tanpa masalah ,tanpa ketimpangan, tanpa konflik, tanpa tantangan baru mungkinkah kampus tetap hidup? Mungkinkah riset terus tumbuh? Atau justru kita akan stagnan, karena tidak ada lagi yang harus diperjuangkan?

Saya tidak mengatakan negara ini harus punya masalah. Tapi realitas dunia menunjukkan: masalah akan selalu ada. Yang menentukan masa depan bukanlah keberadaan masalah itu sendiri, melainkan bagaimana kita sebagai warga, sebagai akademisi, sebagai manusia, meresponsnya.

Kita bisa menjadi makrofag yang bekerja diam-diam, menyerap toksin sosial dan membentuk imunitas bangsa. Atau kita bisa memilih diam, membiarkan infeksi itu tumbuh dan melumpuhkannya.

Dan kamu, hari ini, ingin jadi bagian dari yang mana?

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image