Serba Serbi

Computational Thinking, Skill yang Perlu Dipunyai Mahasiswa, Apa Itu ?

Computational Thinking, Skiskill  membuat seseorang dapat menyelesaikan masalah lebih sistematis dan terukur. Ilustrasi. Foto : pixabay  
Computational Thinking, Skiskill membuat seseorang dapat menyelesaikan masalah lebih sistematis dan terukur. Ilustrasi. Foto : pixabay

Kampus—Berbagai riset menyimpulkan bahwa manusia membutuhkan keterampilan 4C di abad 21. Skill tersebut adalah berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). Namun menurut Dosen IPB University Sri Nurdiati, perlu ada tambahan skill lagi, yakni computational thinking sehingga menjadi 5C.

“Dengan skill ini, manusia dapat menyelesaikan masalah lebih sistematis dan terukur,” katanya Sri Nurdiati, dalam Bincang PAGI (Pakar Berbagi) “Computational Thinking: Metode Penyelesaian Masalah yang Praktis” dipersembahkan oleh Asus Education, (26/09/22).

Dikutip dari laman ipb.ac.id, saat ini dengan kurikulum baru di IPB University, kata Sri, mahasiswa dituntut untuk mengikuti mata kuliah wajib di program sarjana untuk mendukung kemampuan computational thinking. Computional thinking memiliki arti proses berpikir dalam memformulasikan masalah. Solusinya dapat direpresentasikan sebagai langkah-langkah komputasional dan algoritma baik secara manual maupun dengan bantuan komputer.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Contoh sederhananya adalah dalam pengelolaan uang belanja rumah tangga agar penggunaannya lebih optimal. Maupun pembagian tugas dalam kepanitiaan agar penyelenggaraan acara dapat berjalan dengan sukses dan lancar,” jelas Sri yang berasal dari Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB itu.

Sri menerangkan, paling tidak ada empat teknik yang menjadi komponen penting dalam computational thinking. Pertama proses dekomposisi atau pemecahan masalah ke sub masalah yang lebih kecil sehingga lebih mudah dikelola. Kedua, identifikasi pola-pola yang sama. Ketiga proses abstraksi, memfokuskan pada informasi yang lebih penting. Keempat membuat algoritma atau pembuatan langkah-langkah penyelesaian masalah.

“Formulasikan masalah ke dalam bentuk yang lebih mungkin diselesaikan secara manual maupun dengan komputer. Organisasi dan analisis data secara logis. Representasikan data melalui proses abstraksi misalnya dengan pembentukan model dan simulasi. Lalu otomatisasi solusi melaui proses berpikir algoritmik,” jelasnya.

Kemudian identifikasi, analisis dan implementasi berbagai solusi agar memperoleh kombinasi langkah-langkah yang efektif dan efisien, tambahnya. Terakhir generalisasi dan transfer proses penyelesaian masalah untuk dapat digunakan pada masalah yang lebih luas dan variatif.

“Seorang computational thinkers harus percaya diri untuk mampu menyelesaikan masalah yang kompleks, gigih dan tidak mudah menyerah bila dihadapkan dengan permasalahan kompleks. Mereka lebih toleran pada hal-hal yang bersifat ambigu, berkemampuan menangani masalah yang open-ended serta berkemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja dengan orang lain,” jelasnya.


Baca juga :

Cegah Penularan HIV/AIDS di Kalangan Mahasiswa, Begini Saran Ahli Unpad

Lomba Pembuatan Produk Berbasis Teknologi Metaverse untuk Mahasiswa, Yuk Ikut

Lomba Konten APBN 2022 di YouTube dan TikTok untuk Pelajar, Yuk Merapat

Ini 23 Finalis Lomba Paduan Suara Mahasiswa Nasional Tahun 2022

Sekretariat Negara Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa, Ini Syarat Lengkapnya

Kemdikbudristek Buka Pendaftaran Mahasiswa Pendamping KLS, Dikonversi Magang 20 SKS

Ini Tips Agar Lolos IISMA dari Mahasiswa ITB

Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.