Tahun 2023 Resesi Ekonomi ? Ini Tips Mengelola Keuangan Pribadi untuk Menghadapinya dari Pakar UGM
Kampus—Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memproyeksikan ekonomi dunia akan mengalami resesi pada 2023. Menanggapi hal itu, pakar perbankan, keuangan, dan investasi dari UGM, I Wayan Nuka Lantara, PhD, memberi tips cara mengelola keuangan pribadi menghadapi ancaman resesi ini.
Wayan menyampaikan bahwa resesi yang akan terjadi ke depan dikarenakan lonjakan inflasi sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina. Peningkatan inflasi tersebut diikuti oleh kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral di negara Eropa dan Amerika dengan menaikkan tingkat bunga acuan yang akan berdampak juga pada kebijakan yang diambil bank sentral di negara lainnya.
Apabila bunga acuan meningkat, jelas Wayan, biaya modal dan bunga kredit yang akan ditanggung bisnis juga akan naik. Dampak lanjutannya biasanya diikuti oleh mata uang lokal yang melemah terhadap mata uang asing. Jika suatu negara memiliki banyak pinjaman dalam mata uang asing baik oleh pemerintah maupun swasta maka jumlah mata uang lokal yang akan dikeluarkan untuk membayar pinjaman dalam mata uang asing juga akan meningkat.
“Jika kondisi tersebut tidak membaik, maka kombinasi rentetan harga produk yang meroket, inflasi yang meningkat, bunga acuan kredit yang naik, serta pelemahan mata uang lokal pada akhirnya akan berisiko menyebabkan terjadinya krisis ekonomi global," papar Wayan seperti dikutip dari laman ugm.ac.id, Ahad (02/10//22).
Lalu bagaimana cara mengelola keuangan pribadi menghadapi ancaman resesi ini? Wayan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sembari melakukan revisi pada rencana keuangan yang sebelumnya sudah dibuat. Menurutnya, upaya penyiapan dana darurat penting dilakukan, namun perlu juga dibarengi upaya pada dua hal lainnya.
Pertama, Wayan, berupaya untuk mencari alternatif tambahan penghasilan selain dari gaji tetap. Misalnya, memanfaatkan hobi untuk bisnis, berjualan online, dan tetaplah rutin berinvestasi.
“Kedua, lakukan identifikasi ulang pada pos-pos pengeluaran. Di saat yang sama sembari mencari celah untuk melakukan penghematan pada pos-pos pengeluaran yang kurang penting atau yang bisa ditunda,” jelas Wayan.
Saat disinggung apakah masih aman melakukan investasi di tengah situasi yang serba tak menentu. Wayan menyebutkan bahwa investasi selama ini terbukti menjadi cara yang efektif untuk melawan dampak negatif inflasi. Pilihan investasi yang cocok untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi global menurutnya adalah menggeser bobot dana investasi lebih banyak pada aset investasi yang tergolong aman (safe haven).
Ia mencontohkan jenis investasi yang aman dilakukan antara lain deposito, emas, surat berharga yang diterbitkan oleh negara. Jika ingin mrlakukan investasi di saham, ia menyarankan sebaiknya invetasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor industri yang defensif, tetap bisa bertahan meskipun ada krisis.
"Misalnya saham perusahaan yang bergerak di industri consumer goods, kesehatan, bank, energi dan utilitas," kata Wayan.(k01)
Baca juga :
Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba
UGM Buka Rangkaian Dies Natalis ke-73, dari Seminar Sampai Pagelaran Wayang
UGM Buka Lowongan Dosen Tetap 19 Fakultas dengan 258 Formasi
Ini Profil Prof Ova Emilia, Rektor Wanita Kedua UGM
UGM Masuk 10 Besar Dunia Kampus Paling Top di Instagram Versi Emplifi
Sosiolog UGM : Citayam Fashion Week Sangat Brilian, Perlu Diapresiasi
Merasa Insecure ? Begini Tips Menghadapinya dari Dosen Psikologi UGM
Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com