Soal Wisuda TK, SD, SMP, dan SMA, Ini Tanggapan Dosen UM Surabaya
Wacana perlu-tidaknya wisuda wisuda TK, SD, SMP, dan SMA menjadi perbincangan. Ilustrasi. Foto : republika
Kampus—Soal perlu-tidaknya wisuda TK, SD, SMP, dan SMA masih terus menjadi perbincangan. Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Holy Ichda Wahyuni menyebut, sebaiknya wisuda atau purnasiswa di usia dini atau Sekolah Dasar (SD) dilakukan sesuai dengan perkembangan anak.
Holy kurang sepakat dengan prosesi wisuda siswa usia dini yang seperti wisuda mahasiswa perguruan tinggi. Dia menyebut, sebaiknya wisuda atau purnasiswa usia dini atau Sekolah Dasar (SD) dilakukan sesuai dengan perkembangan anak.
“Anak usia dini nuansa pelepasan akhir tahun seharusnya diarahkan pada seremoni yang mendukung penyaluran kreasi siswa. Seperti seni tari, membaca puisi, menyanyi, hal-hal tersebut lebih banyak manfaatnya dalam menumbuhkan rasa percaya diri anak sejak dini,”ujar Holy Jumat (16/6/23) seperti dilansir laman resmi UM Surabaya.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Selain itu, juga diharapkan acara pelepasan lebih banyak dikemas menjadi sarana yang lebih intimate bagi forum komunikasi guru dan orang tua siswa.
Memandang makna toga sebagai bentuk kelulusan mahasiswa di jenjang sarjana, apabila tetap ditempatkan pada makna yang sebenarnya, menurutnya justru dapat menjadi value yang memacu motivasi siswa di jenjang PAUD, SD, SMP, maupun SMA.
“Membangun kesadaran dan harapan bahwa perjalanan pendidikan mereka masih panjang. Memacu semangat dan daya juang anak untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi,” papar Holy.
Wacana perlu-tidaknya wisuda siswa TK, SD, SMP, dan SMA menjadi sorotan masyarakat dan terus menjadi pembicaraan di media sosial. Sejumlah kalangan menilai wisuda ini hanya bentuk pemborosan dan membebani para orang tua murid.
