Info Kampus

UGM Luncurkan ChatBot Lintang, Bisa Deteksi Kesehatan Mental

ChatBot Lintang diharapkan mampu menjadi alternatif ruang konsultasi yang aman dan nyaman bagi civitas akademika UGM. Ilustrasi. Foto : republika
ChatBot Lintang diharapkan mampu menjadi alternatif ruang konsultasi yang aman dan nyaman bagi civitas akademika UGM. Ilustrasi. Foto : republika

Kampus—Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan platform kesehatan mental yakni ChatBot Lintang. Platform ini memfasilitasi seluruh sivitas akademika untuk mengomunikasikan pesan terkait kesehatan mental dan kekerasan.

Ketua tim pengembang ChatBot Lintang, Fatwa Sari Tetra Dewi, menjelaskan bahwa ChatBot Lintang menjadi saluran untuk memfasilitasi komunikasi antar individu. ChatBot Lintang ini dikembangkang dengan kecerdasan buatan sehingga mampu merespons kata-kata kunci terkait gejala stres maupun kecemasan.

Baca juga :

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Mahal atau Murah ? Segini Besaran Uang Kuliah Jalur Mandiri UGM 2023 | kampus (republika.co.id)

Gunakan Nilai UTBK, Seleksi Mandiri Vokasi UB Dibuka Sampai Lusa | kampus (republika.co.id)

LintangBot dilengkapi dengan sejumlah fitur pendukung. Salah satunya adalah fitur swaperiksa untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mental individu. Lalu, fitur direktori layanan kesehatan mental untuk pengarahan pengguna agar terhubung dengan profesional. Berikutnya, fitur psikoedukasi dan juga dilengkapi tips praktis untuk pengguna.

Pengembangan ChatBot Lintang ini berawal dari keprihatinan terhadap persoalan yang banyak dialami oleh mahasiswa terutama soal kesehatan mental dan kekerasan. Beragam persoalan seperti stres, kecemasan, depresi, dan kasus kekerasan lainnya seringkali mempengaruhi kesejahteraan mental dan akademik mahasiswa. Namun, seringkali mahasiswa menghadapi kesulitan dalam menemukan media percakapan yang aman dan nyaman untuk berbagi pengalaman, mencari dukungan, dan menemukan solusi yang sesuai.

“UGM melalui tim Health Promoting University (HPU) UGM khususnya pokja Literasi pun bergerak untuk mencari solusi inovatif dan memberikan cara baru untuk mengkomunikasikan pesan-pesan penting terkait dengan kesehatan mental dan kekerasan,” papar Fatwa Sari seperti dilansir laman UGM.

LintangBot dapat diakses melalui tautan https://bot.ugm.ac.id/s/lintangbot oleh seluruh civitas akademika, baik itu dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Dengan adanya LintangBot diharapkan mampu menjadi alternatif ruang konsultasi yang aman dan nyaman. Selain itu juga sebagai langkah deteksi dini adanya masalah kesehatan mental serta meningkatkan literasi kesehatan mental. Dengan adanya chatbot, serta penambahan jumlah psikolog di Fakultas/Sekolah dan GMC, civitas akademika yang mengalami masalah kesehatan mental dapat menemukan saluran terbaiknya untuk menangani permasalahan kesehatan mental yang dialami.

ChatBot Lintang dikembangkan Fatwa bersama dengan Anis Fuad, dari Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi FK-KMK, Bimo Sunarfri Hantono dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Fakultas Teknik, Diana Setiyawati dari Fakultas Psikologi. Selain itu juga Pujiharto dari Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Ariani Arista Putri Pertiwi, dari Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK, Aditya Lia Ramadona dan Vena Jaladara dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, Kedokteran Sosial FK-KMK UGM, Tim CPMH UGM, dan Tim DSSDI UGM.


Wujudkan Kesehatan Mental

ChatBotLintang diluncurkan secara langsung oleh Rektor UGM, Prof Ova Emilia, di Kampus UGM Yogyakarta, Rabu (26/7/2023). Peluncuran itu bersamaan dengan Seminar Kesehatan Mental.

Rektor UGM mengapresiasi pengembangan ChatBot Lintang untuk mewujudkan kesehatan mental sivitas akademika UGM.

“Kami menyambut baik inovasi yang dilakukan teman-teman untuk penyehatan kita semua khususnya kesehatan mental dengan menciptakan ruang komunikasi ChatBot Lintang,” ucapnya.

Kehadiran platform ini diharapkan Rektor bisa memberikan ruang komunikasi yang aman. Pasalnya, ruang komunikasi ini dijamin kerahasiaanya serta dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan mental dan tindak kekerasan lainnya. Tak hanya itu, diharapkan juga bisa membentuk komunitas yang peduli, responsif, dan mengasah empati terhadap permasalahan yang muncul di lingkungan akademis terutama yang berdampak bagi kesehatan mental.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof Wening Udasmoro, menyampaikan bahwa keinginan UGM mewujudkan kampus yang sehat, aman dan inklusif tertuang secara jelas dalam rencana strategis (renstra) UGM 2022-2027. Aspek kesehatan mental menjadi salah satu poin yang perlu menjadi perhatian bersama, selain kesehatan secara fisik, sosial, ideologis, maupun spiritual.

“Setiap generasi berhak untuk mendapatkan dukungan untuk meraih kesehatan di segala apsek tersebut. UGM pun telah menyediakan fasilitas untuk mendukung kesehatan termasuk mental dengan adanya psikolog di GMC, Unit Konsultasi Psikologi Fakultas Psikologi UGM, dan RSA UGM,” terangnya saat membuka Seminar Kesehatan Mental.

Wening mengatakan upaya mewujudkan kampus sehat baik mulai promotif, preventif, maupun kuratif terus digalakkan UGM, antara lain dengan pengembangan ChatBot Lintang oleh tim tim Health Promoting University (HPU) UGM. Karenanya ia mengapresiasi adanya ChatBot Lintang dan diharapkan mampu mendukung upaya UGM dalam mewujudkan kampus sehat bagi seluruh warganya. Upaya menciptakan kampus yang sehat yang dilakukan UGM ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam menjamin kehidupan sehat dan sejahtera bagi semua orang.

Inspektur Jendral Kemendikbud, Dr Chatarina Muliana, menyampaikan tentang beragam upaya yang bisa dilakukan pendidikan tinggi untuk membentuk proses pendidikan yang sehat jiwa. Salah satunya kebijakan pimpinan perguruan tinggi sebaiknya bisa mendorong pencegahan dan penanganan kekerasan. Antara lain dengan mengembangkan program pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan kampus. Lalu, mengembangkan relasi sehat dan setara antara mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik serta sosialisasi tentang kekerasan bagi warga kampus secara berkala.

“Harapannya berbagai cara tersebut nantinya bisa meujdukan kampus yang aman, nyaman, dan sehat,” tegasnya.


Baca juga :

Survei : Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memilliki Masalah Kesehatan Mental | kampus (republika.co.id)

Tim Bimasakti UGM Juara Kompetisi Formula SAE Italy 2023 | kampus (republika.co.id)

Keren, Mobil Formula Tim Bimasakti UGM akan Berkompetisi di Belanda

Tim Arjuna UGM Juara 1 Kompetisi Internasional Pi-EV Formula Bharat 2022

Ini Profil Prof Ova Emilia, Rektor Wanita Kedua UGM

UGM Masuk 10 Besar Dunia Kampus Paling Top di Instagram Versi Emplifi

Pakar UGM : Paparan Sinar Matahari Pengaruhi Suasana Hati

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

Tim UGM Raih Peringkat Kedua Asia di Kompetisi Chem-E-Car