Pertemuan Guru Beasar PTNBH se-Indonesia Rumuskan Arah Pembangunan

Kampus--Universitas Andalas (Unand) kembali mencatat sejarah penting dalam perjalanan pendidikan tinggi di Indonesia. Sejak 25 September lalu, Unand menjadi tuan rumah pertemuan Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MDGB-PTNBH) se-Indonesia. Forum bergengsi ini akan berlangsung hingga 27 September, diikuti oleh 150 guru besar dari 20 perguruan tinggi negeri berbadan hukum yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Pertemuan ini bukan sekadar ajang temu ilmuwan, melainkan wadah penting untuk merumuskan arah pembangunan bangsa dari sudut pandang akademik. Hasilnya akan dirangkum dalam Deklarasi Padang untuk Kejayaan Bangsa—sebuah dokumen reflektif dan strategis yang mencerminkan kontribusi nyata kaum intelektual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia, Prof Brian Yuliarto, dalam sambutannya menyambut hangat inisiatif para guru besar PTNBH. Ia menyebut pertemuan ini sebagai wujud nyata tanggung jawab moral intelektual bangsa yang tak hanya berpikir, tetapi juga hadir menuntun arah kebijakan nasional.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, pun tak kalah menegaskan peran vital para guru besar. “Mereka bisa menjadi mitra strategis pemerintah daerah. Keahlian akademis, hasil riset, dan inovasi dari kampus sangat dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan, mengembangkan kualitas SDM, serta meningkatkan pelayanan publik,” ujarnya.
Rektor Universitas Andalas, Dr Efa Yonnedi, menambahkan bahwa kehadiran guru besar dari berbagai penjuru Indonesia adalah cerminan semangat kolektif dunia akademik untuk berkontribusi nyata dalam kebijakan publik. “Forum ini kita harapkan menjadi jembatan sinergis antara ilmu pengetahuan dan pengambilan keputusan strategis di ranah publik,” katanya.
Sementara itu, Ketua MDGB-PTNBH Pusat, Prof M Baiquni, menjelaskan bahwa Kota Padang dipilih bukan tanpa alasan. “Unand adalah universitas terbaik di Sumatera. Tiga hari ini kami akan membahas berbagai isu strategis kebangsaan yang berpuncak pada lahirnya Deklarasi Padang sebagai sumbangsih konkret para guru besar untuk bangsa,” ungkapnya.
Ketua MDGB PTNBH Unand, Prof Marlina menjelaskan bahwa tema besar pertemuan ini adalah “Peran Strategis Guru Besar untuk Kejayaan Bangsa.” Menurutnya, ini bukan forum seremonial belaka, melainkan ruang diskusi mendalam lintas kampus, tempat ide-ide besar bertemu untuk menyusun visi kolektif menuju Indonesia Emas 2045.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan jamuan makan malam di Istana Gubernur Sumbar pada Kamis malam (25/09). Dihadiri Rektor Unand Dr Efa Yonnedi, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah serta Ketua dan anggota MDGB-PTNBH se-Indonesia. Pada kesempatan tersebut diberikan buku karya para Guru Besar Unand yang sebelumnya secara resmi diperkenalkan dan dibedah, Selasa (23/9).
Hari ini, forum memasuki puncaknya dengan pemaparan dari ProfnBrian Yuliarto sebagai pembicara kunci. Setelah itu, para pimpinan MDGB-PTNBH akan menggelar rapat internal. Sore harinya, peserta dijadwalkan mengunjungi Rumah Gadang Baiturrahmah dan disambut oleh Wali Kota Padang, H Fadly Amran, dalam sebuah agenda kultural yang merangkai tradisi, spiritualitas, dan ilmu pengetahuan.
Sebagai penutup, pada Sabtu (27/09), para peserta akan diajak menikmati wisata budaya ke Bukittinggi. Kegiatan ini bukan sekadar pelepas penat, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap kearifan lokal—sebuah pengingat bahwa pembangunan bangsa harus berpijak pada nilai-nilai budaya yang telah mengakar.
“Forum ini bukan hanya mempererat jejaring antar universitas. Lebih dari itu, ia mengingatkan kita semua bahwa guru besar memegang peran sebagai penjaga marwah intelektual dan benteng moral bangsa,” tegas Prof Marlina . (*)
