Sekolah

Suara Sekolah dari Negeri di Atas Awan untuk Menteri Pendidikan

Murid SDN 114 Amahai Maluku Tengah, Maluku.

Kampus—‘’Sekolah kami hanya mempunyai satu bilik kecil. Dan itu dipakai untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6,” ungkap Plt Kepala Sekolah SDN 207 Maluku Tengah Ajeng Selaningrat.

SDN 207 adalah kelas jauh di Pulau Syahrir, sebuah pulau kecil. Anak-anak di pulau itu harus mendayung selama 3-4 jam sampai ke sekolah induk jika akan mengikuti ujian atau kegiatan lainnya.

Ajeng mengungkapkan kondisi sekolahnya kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dalam acara Temu Pendidikan (Mudik) bertajuk Menyapa Anak Negeri di Atas Awan. Acara yang digelar Senin (3/11/2025) secara daring itu diikuti oleh murid-murid dan guru-guru SD dan SMP dari daerah-daerah terpencil di Maluku Tengah, Maluku. Sekolah mereka berada di pegunungan dan pulau-pulau yang jauh dari pusat pemerintahan. Dibutuhkan waktu berhari-hari dengan berjalan kaki melewati hutan dan sungai untuk mencapai daerah tersebut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Yones Franky Latumutuany, guru SD YPPK Manusela, Seram Utara mengatakan jarak sekolahnya ke Ibu Kota Maluku Tengah Mahosi bisa ditempuh dalam waktu empat hari perjalanan jika melalui pesisir Seram Utara. Jika melalui Seram Selatan perjalan ditempuh dalam waktu dua hari, dengan medan yang lebih berat. Desa itu tak punyak akses jalan dan fasilitas listrik.

‘’Selama 80 tahun Indonesia merdeka, baru tanggal 17 Agustus 2025 kemarin kami bisa berkomunikasi secara langsung,’’ ungkap Yones.

Kepala Dinas Pendidikan Malulu Tengah Husein Mukadar menjelang HUT RI lalu menembus hutan selama lima hari untuk mencapai Manusela dan bertemu dengan para murid dan guru. Desa atau dalam Bahasa Maluku disebut ‘’Negeri’’ Manusela benar-benar berada di atas awan. Desa ini berada di ketinggian 870 meter dari permukaan air laut, di dataran Pegunungan Binaya.

‘’Harapan kami semoga pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, red). Kami berharap anak-anak di daerah 3T mendapatkan pendidikan yang layak yang sama dengan mereka yang berada di daerah pesisir atau perkotaan,’’ harap Yones.

Guru-guru yang berada daerah pegunungan dan pulau terpencil dapat mengikuti webinar dengan lancar Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah melakukan terobosan dengan memberikan sarana komunikasi melalui Starlink. Pada tahap awal ada 30 sekolah yang mendapat bantuan Starlink. Sarana komunikasi ini dimaksudkan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh.

Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir mengatakan ada sejumlah masalah yang menjadi tantangan di daerahnya di bidang pendidikan. Tantangan tersebut antara lain fasilitas pendidikan yang tidak memadai, distribusi guru yang belum merata, kualitas pembelajaran yang belum sesuai dengan kebutuhan anak, pelatihan guru yang kurang, dan akses internet yang terbatas.

‘’Kami harus mencari jalan agar lebih dari 47 ribu mudri di 395 SD dan 45 madrasah bisa mendapatkan pendidikan bermutu,’’ katanya.

Langkah yang diambil untuk mengatasi kendala yang ada di antaranya membuka akses internet bagi sekolah di daerah 3T melalui Starlink. Saat ini sudah ada 30 unit Starlink yang dibagikan ke 30 sekolah.

‘’Lebih dari 1.500 anak-anak akan merasakan pembelajaran bermutu sebagai dampak dari akses digitalisasi,’’ papar Zulkarnain,

Murid SD YPPK Manusela, Maluku Tengah, Maluku. Foto : dok

Direktur Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Sri Widuri mengapresiasi komitmen Bupati Maluku dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. INOVASI adalah kemitraan pendidikan antara pemerintah Australia dan Indonesia di bidang pendidikan. Salah satu wilayah jangkauannya adalah Maluku Tengah.

Langkah Bupati yang mengalokasikan anggaran untuk Starlink menurut Sri membuka akses digital dan konektifitas. Di era teknologi ini, konektifitas menurutnya menjadi kebutuhan hampir pokok. Karena semakin lama tertinggal dari dunia luar akan semakin tertinggal dalam banyak hal, termasuk pendidikan,

Sri juga mengapresiasi bupati yang akan membangun studio pembelajaran jarak jauh.’’Ini adalah terobosan yang visioner yang bisa mempercepat pemerataan mutu pendidikan di Maluku Tengah,’’ tegasnya.

Husein Mukadar berharap Kabupaten Maluku Tengah dapat dijadikan kabupatena pertama dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bagi anak-anak khususnya yang berada di pegunungan dan pulau-pulau terpencil.

‘’Kami juga mohon bantuan tunjangan guru di daerah terpencil guru-guru betah mengabdi di pegunungan dan pulau-pulau terpencil,’’ kata Husain yang sedang berada di SDN 337 Eloana. Negeri Eloana ditempuh dengan berjalan kaki selama tujuh jam.

Dalam kesempatan itu Zulkarnain juga menyampaikan harapan agar mendapat dukungan yang maksimal dari pemerintah pusat maupun Komisi X DPR untuk memajukan pendidikan di Maluku Tengah.

‘’Kami membutuhkan banyak perhatian. Kami kalah jauh dengan yang ada wilayah Barat. Sekolah kami banyak yang bocor, bangunan sekolah banyak yang memprihatinkan. Kami punya keinginan tenaga pendidik kami kualitasnya lebih meningkat dari waktu ke waktu,’’ tegas Zulkarnain.

Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian mengatakan akan berupaya agar anggaran pendidikan untuk daerah kepulauan dan daerah marginal diperluas. Termasuk juga agar dapat digunakan lebih tepat guna dan tepat saasaran.

Agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan, Hetifah mengusulkan penyatuan peta jalan pendidikan di daerah 3T dengan membentuk semacam desk pendidikan.‘’ Ini akan melibatkan berbagai stakeholder seperti Kemendikdaskan, Kemendiktiristek, Kemendagri, maupun lembaga-lembaga lainnya,’’ katanya.

Suasana belajar di SDN 307 Maluku Tengah, Maluku.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Abdul Mu'ti dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih kepada para guru di daerah terpencil yang tetap berdedikasi meskipun bertugas di lokasi yang sukit dijangkau.

‘’Bapak Ibu guru dengan semangat tinggi menyebarkan dan juga mencerahkan anak dan bangsa dengan ilmu dan keterampilan,’’ kata Abdul Mu’ti yang sedang berada di Kota Samarkan, Uzbekistan.

Mu’ti juga memberikan motivasi agar para pelajar tetap giat belajar kendati berada di daerah terpencil

‘’Anak-anak para pelajar di Maluku, Anda boleh berada di daerah yang jauh di daerah terpencil, tetapi tidak boleh merasa rendah diri tidak boleh putus asa. Semua harus percaya diri dan optimistis. Dengan pendidikan anak-anak semua akan mampu mencapai cita-cita mulia. Tidak hanya mengubah nasib secara pribadi tapi juga nasib masa depan bangsa dan negara,’’ pesannya. (*)

Berita Terkait

Image

Dompet Dhuafa Gulirkan Perahu Tunjang Transportasi Sekolah

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image