UGM Buka Kelas Pelatihan dalam Program Kartu Prakerja
Kampus—Sekolah Vokasi UGM dan karier.mu melakukan kerjasama dalam bentuk pelatihan kerja melalui Program Kartu Prakerja. Nantinya, pelatihan ini ditujukan bagi seluruh peserta prakerja, khususnya mahasiswa vokasi yang membutuhkan persiapan matang sebelum berkarier.
“Tujuan utamanya, kami ingin menghubungkan teman-teman dengan sumber belajar yang sudah dikurasi, untuk mendukung persiapan karier teman-teman. Jadi, kami juga ingin membangun kesadaran dalam mendorong kesinambungan program yang ada saat ini, terlebih dalam konsep lifelong learning,” ucap COO karier.mu Radin Qierra, dalam seminar nasional “Pendidikan Berkualitas untuk Semua: Inklusi dan Aksesibilitas dalam Lifelong Learning” di UGM, Kamis (14/9/2023).
Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari, menjelaskan meskipun Program Prakerja ini dikhususkan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang dapat bersaing, bukan berarti dapat mengesampingkan pendidikan tinggi. Denni menekankan, ia tidak ingin Kartu Prakerja menumbuhkan sentimen negatif akan urgensi perguruan tinggi.
“Kuliah itu akan membentuk framework, kerangka pikiran dan karakter. Itu yang lebih penting. Jadi, bukan berarti ketika bisa bekerja tanpa berkuliah, kuliah menjadi tidak penting,” jelas Denni seperti dilansir laman resmi UGM.
Dia menjelaskan, Program Prakerja ini juga mendukung sistem longlife learning.”Jadi cakupan yang kami ambil di sini berusia 15-65 tahun. Nah, kenapa kita juga mencakup usia yang 50-60 tahun? Ini karena kami tidak ingin generasi ini menjadi generasi sandwich,” ungkap Denni.
Baca Juga: Catat, Ini Link untuk Cek Formasi CPNS dan PPPK 2023
Kondisi tenaga kerja saat ini banyak yang menjadi generasi sandwich karena menanggung beban orang tua dan beban keluarga. Untuk itu, Kartu Prakerja juga memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat lanjut usia agar masih tetap produktif meskipun sudah pensiun.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof Wening Udasmoro mengungkapkan pentingnya menerapkan konsep longlife learning berdampingan dengan inklusivitas dan aksesibilitas.
“Kami sangat berharap persoalan aksesibilitas dan inklusivitas ini menjadi gerakan bersama di seluruh Indonesia. Karena dengan memberikan fokus pada inklusivitas, maka persoalan kerja ini akan benar-benar berdampak bagi mereka yang belum mendapatkan kesempatan,” tegasnya. (*)