ITB Kembangkan Pembangkit Tenaga Matahari dan Angin di Pulau Aguni Papua Barat
Kampus— Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama BP Indonesia mengembangkan skala mini pembangkit listrik tenaga matahari dan angin dengan kapasitas 42 KWP di Pulau Arguni di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Dampak dari program pengembangan renewable energy di Kampung Arguni dan Kampung Taver ini diharapkan dapat memperkuat kegiatan ekonomi produktif dan meningkatkan pelayanan sosial keagamaan, pelayanan pemerintahan dan pelayanan pendidikan.
Kerja sama antara perguruan tinggi dan mitra industri ini berhasil mendapat pendanaan Matching Fund Kedaireka 2023 dari Dikti dengan skema B1 yaitu pemberdayaan masyarakat berjudul “Pengembangan Sustainable Hybrid Green Energy Untuk Pemberdayaan Masyarakat Pulau Arguni Papua Barat. Program Kedaireka ini diketuai oleh Dr Acep Purqon.
Acep mengatakan, tim dari ITB melibatkan dosen-dosen lintas tiga fakultas berupa kolaborasi dari FMIPA, SITH, dan SBM. Kerja sama juga melibatkan Politeknik Negeri Fakfak dan komunitas masyarakat lokal yang tantangan terbesarnya adalah aspek sustainability berupa pengembangan SDM dan institusi lokal yang mampu mengelola, mengoperasikan dan melakukan maintenance terhadap pembangkit yang dibangun secara mandiri.
Baca Juga: Enam Siswa SMP Wakil Indonesia Berlaga di Olimpiade Sains Internasional
Pulau Arguni di kabupaten Fakfak, Papua Barat, jelas Acep, merupakan pulau yang menyimpan potensi menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru di Papua Barat, termasuk untuk sektor pariwisata. Namun saat ini pulau Arguni hanya teraliri listrik selama 12 jam pada malam saja. Pembangkit listrik tenaga matahari dan angin paparnya, dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik warga Arguni berupa akses listrik 24 jam sehari.
“Pembangkit listrik tenaga matahari dan angin diperuntukan untuk tempat atau fasilitas publik di antaranya ialah Pustu, Kantor Kepala Kampung, Balai Kampung, masjid, SDN, Balai Adat, dan lain-lain,” papar Acep.
Baca Juga: UIN Jakarta Tambah Tujuh Guru Besar Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora, Cek Daftarnya
Acep memaparkan, Pulau Arguni bisa menjadi harapan masa depan Indonesia ke depannya dimana listrik bersumber dari energi bersih berupa renewable energy (energi baru dan terbarukan) karena potensinya berupa matahari, angin dan tenaga ombak. “Juga terkait dengan bagaimana kalau sumber energi ini menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru yang menerapkan circular economy (ekonomi sirkular) dimulai dari energi, pengelolaan sampah zero waste, terus dari waste management ini melahirkan produk berupa feeder berupa pakan untuk peternakan dan pupuk untuk pertanian,” tuturnya.(*)
Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan melalui e-mail : [email protected].