Unpad Siap Laksanakan Penerimaan Mahasiswa Baru dengan Tes Potensi Skolastik (TPS)
![Unpad sudah lama menerapkan tes potensi skolastik untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru lewat jalur mandiri. Ilustrasi. Foto : republika](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/kn2ebdp2jl.jpg)
Kampus—Universitas Padjadjaran (Unpad) mendukung dan siap melaksanakan penerimaan mahasiswa baru dengan sistem baru yakni hanya melalui tes potensi skolastik (TPS). Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim sebelumnya mengatakan melakukan perubahan sistem penerimaan mahasiswa baru, di antaranya dengan menghapus materi tes potensi akademik (TPA) dan hanya menggunakan TPS pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)..
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof Arief S Kartasasmita mengungkapkan, ada tiga alasan Unpad mendukung perubahan tersebut. Pertama, Unpad sudah lama menerapkan tes potensi skolastik untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru lewat jalur mandiri. Tes potensi skolastik merupakan tes penerimaan mahasiswa baru untuk mengukur kemampuan kognitif yang mencakup penalaran umum dan kemampuan pemahaman.
“Berdasarkan penilaian, mahasiswa yang masuk Unpad dengan hasil UTBK maupun ujian TPS di jalur mandiri memiliki kualitas yang seimbang. Artinya, TPS memang cukup andal untuk digunakan menyeleksi mahasiswa baru,” kata Arief seperti dikutip dari laman unpad.ac.id.
Baca juga : Kemendikbudristek Keluarkan Kebijakan Baru Seleksi Masuk PTN, SNMPTN dan SBMPTN akan Diubah
Arief menambahkan, tes potensi skolastik lebih efektif menyeleksi berdasarkan potensi calon mahasiswa baru yang sebenarnya. Dengan demikian, menurutnya, seleksi tidak terbatas hanya pada mata pelajaran tertentu. Perguruan tinggi juga dapat menjaring mahasiswa baru dengan tidak berdasarkan nilai akademik semasa di SMA/sederajat saja. Kemampuan peserta yang sesungguhnya bisa saja tidak terlihat dari nilai akademik.
“Misalnya, ada anak-anak yang sesungguhnya cerdas, tetapi karena ada masalah akses ke sekolah yang bagus, atau tidak dapat mengikuti bimbingan belajar intensif, nilai akademik yang didapat tampak rendah, sehingga tidak dapat bersaing dengan anak-anak yang memiliki banyak akses untuk mendapatkan nilai akademik tinggi,” paparnya.
Dengan seleksi berbasis skolastik, hal tersebut tidak akan terjadi karena yang diujikan adalah potensi sebenarnya di luar mata pelajaran. “Dilihat dari azas keadilan, sistem seperti ini akan lebih relevan,” tambahnya.
Baca juga : Aturan Baru SBMPTN, Tidak Ada Lagi Tes Mata Pelajaran, Ini Keuntungannya
Alasan kedua, jelas Arief, Unpad menyadari bahwa ada potensi masalah saat adaptasi mahasiswa baru di tingkat awal perkuliahan. Hal ini terjadi karena mahasiswa harus mempelajari hal-hal yang semasa sekolah mungkin tidak menjadi perhatian utama mereka.
Mengatasi problematika ini, Unpad sudah siap dengan menerapkan sistem belajar hybrid dan kesempatan untuk belajar dalam skema Kampus Merdeka. Pada sistem ini, mahasiswa memiliki akses penuh untuk mempelajari apapun yang dirasa perlu di luar kelas. Dalam skema Kampus Merdeka, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah apa pun yang mereka perlukan untuk memperdalam bidang yang studi yang telah dipilih.
Alasan terakhir, Arief berpendapat bahwa saat ini mengotak-kotakkan seleksi berdasarkan mata pelajaran tertentu di bidang sains atau sosiohumaniora sudah tidak relevan. Dengan sistem sekarang, menurutnya, semua calon mahasiswa memiliki kesempatan sama untuk masuk ke bidang studi apa pun, dengan talenta yang terseleksi lebih mendasar.
Arief berharap Unpad ke depan akan memiliki mahasiswa yang benar-benar memiliki talenta dan kecerdasan, bukan hanya andal pada mata pelajaran tertentu.
“Dulu, mahasiswa kedokteran mungkin hanya andal dalam mata pelajaran biologi atau matematika, tetapi sangat lemah di bidang sosial budaya atau komunikasi. Dengan sistem sekarang, mahasiswa akan terjaring berdasarkan potensi dasar di semua aspek kehidupan,” katanya.
Pada prinsipnya, jelas Arief, perubahan ini tentu menjadi tantangan bagi Unpad untuk melakukan penyesuaian. Namun, menurutnya, berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh saat melaksanakan ujian mandiri, Unpad menyambut baik perubahan kebijakan tersebut.
Baca juga :
Siswa SMA Wajib Tahu, SNMPTN Diubah Menjadi Penilaian Prestasi, Begini Aturannya
30 SMK Terbaik di Indonesia Berdasarkan Nilai UTBK 2022, SMK-SMAK Bogor Teratas
50 Sekolah Terbaik di Jabar 2022 Berdasarkan Nilai UTBK, Sekolah Swasta Mendominasi
50 Sekolah Terbaik di Jakarta Tahun 2022 Berdasarkan Nilai UTBK, Ada Delapan Sekolah Swasta
Ini 100 Sekolah Terbaik di Indonesia Tahun 2022 Berdasarkan Nilai UTBK
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/b3cc124923578ed08ba3c800aed31059.jpg)