Gas Air Mata Punya Kemampuan Melumpuhkan Manusia, Ini Penjelasan Pakar Unair

Kampus—Penggunaan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan menuai sorotan. Penggunaan gas air mata dilarang oleh Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Gas air mata punya kemampuan melumpuhkan manusia. Dampaknya bagi tubuh mulai dari sesak sampai pembengkakan.
Pakar paru Fakultas Kedokteran (FK) Universita Airlangga, Dr Isnin Anang Marhana menjelaskan, gas air mata mengandung Chloroacetophenone (CN) dan Chlorobenzylidene malononitrile (CS) yang bertujuan melumpuhkan seseorang. Kemampuan melumpuhkan manusia itu dikarenakan sifat gas air mata yang iritatif dan inflamatif.
“Contohnya adalah ketika kena mata itu langsung berair, hiper lakrimasi. Berair matanya, pedih, pedas. Sehingga tidak bisa beraktivitas normal dan mudah dilumpuhkan,” jelasnya seperti dirilis laman unair.ac.id.
Isnin mengungkapkan, gas air mata dapat memengaruhi kulit, mata, saluran pernapasan, pencernaan, tenggorokan, hingga psikologis seseorang. Gejala yang mungkin terjadi adalah kulit terasa seperti tersengat, muncul gejala seperti flu, mual, muntah, serta batuk.
“Dada juga akan terasa sesak karena mukosa-mukosa saluran pernapasan mengalami pembengkakan atau inflamasi,” terangnya.
Menurut literatur yang dirujuk oleh Isnin, efek gas air mata bersifat sementara. Yakni, setelah 20 menit efeknya akan berkurang drastis.
Adapun dampak bagi psikologis yaitu ansietas atau distress psikologi. “Ketika dilemparkan, dia kaget beserta panik yang berlebihan. Sehingga mereka tidak berpikir dengan jernih, ngikut aja orang-orang lari. Akhirnya ya berdesak-desakan itu.”
Isnin menyarankan, apabila mendapati asap gas air mata, segera menuju tempat dengan aliran udara yang bagus. Dan jika merasa terpapar olehnya, dapat menggunakan handuk basah kemudian diusap pada bagian tubuh yang terpapar.
“Kita lap dulu itu supaya konsentrasinya yang nempel berkurang. Setelah itu baru kita bilas dengan air,” jelasnya.
Isnin juga menerangkan bahwa orang yang memiliki riwayat gangguan pernapasan akan lebih terdampak oleh gas air mata. Menurutnya setiap orang harus mengenali kondisi paru-parunya dengan baik.
“Misalnya dia ada riwayat asma. Atau waktu-waktu tertentu dia jadi mudah sesak seperti pada pagi hari, malam hari, hujan, dingin, berdebu. Atau pada kondisi dia cemas itu dia bisa sesak,” katanya.
Baca juga :
Ini Saran Pakar UI Agar Tragedi Kanjuruhan tak Terulang
Guru Besar Unesa : Tragedi Kanjuruhan Bencana Antropogenik, Harusnya Bisa Dicegah
Redam Potensi Crowd Behavior untuk Cegah Tragedi Kanjuruhan Terulang, Ini Saran Pakar Unpad
Unhas Tambah Dua Guru Besar Baru
Lomba Pembuatan Produk Berbasis Teknologi Metaverse untuk Mahasiswa, Yuk Ikut
Ini 23 Finalis Lomba Paduan Suara Mahasiswa Nasional Tahun 2022
Sekretariat Negara Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa, Ini Syarat Lengkapnya
Kemdikbudristek Buka Pendaftaran Mahasiswa Pendamping KLS, Dikonversi Magang 20 SKS
Ini Tips Agar Lolos IISMA dari Mahasiswa ITB
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.
