Serba Serbi

Jokowi Persoalkan Anggaran Daerah untuk Stunting, Apa Itu Stunting ?

Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Foto : freepik.com  
Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Foto : freepik.com

Kampus--Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kekesalannya terhadap penggunaan anggaran daerah untuk program stunting. Dikutip dari laman republika.co.id, dalam sambutannya di acara peresmian pembukaan rakornas pengawasan intern pemerintah tahun 2023, Jakarta, Rabu (14/6/2023) Jokowi mengatakan, dari total dana Rp 10 miliar yang dianggarkan untuk program stunting, hanya Rp 2 miliar saja yang dimanfaatkan secara konkret. Sebanyak Rp 8 miliar lainnya justeru digunakan untuk kepentingan perjalanan dinas, rapat, serta program penguatan dan pengembangan lainnya.

Apa itu stunting ? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat dari kekurangan gizi saat mereka dalam kandungan hingga dilahirkan kedunia. Tetapi kondisi stunting terlihat setelah bayi berusia dua tahun. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3.00 SD (severely stunted).

Dikutip dari laman promkes.kemkes.go.id/, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Hal ini terjadi umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

UNICEF mendefinisikan stunting sebagai sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis). Hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO. Selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga kerap kali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk.

Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan oleh stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, acap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.

Stunting masih menjadi persoalan di Indonesia. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menyebutkan prevalensi stunting di Indonesia masih 21,6% pada tahun 2022. Angka ini turun dari tahun 2021 yang berada di angka 24,4%.

Baca juga :

Apakah Anak Pendek Selalu Stunting ? Ini Gejala dan Cara Mencegahnya


Penyebab Stunting

Situs Adoption Nutrition seperti dikutip promkes.kemkes.go.id menyebutkan, stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor berikut:

1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama

2. Retardasi pertumbuhan intrauterine

3.Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori

3. Perubahan hormon yang dipicu oleh stress

4. Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.

Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan makanan saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di masa lalu seseorang.


Gejala Stunting

1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya

2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya

3. Berat badan rendah untuk anak seusianya

4. Pertumbuhan tulang tertunda


Upaya pencegahan untuk mengatasi stunting

1. Orangtua rutin melakukan memeriksa kandungan ke fasilitas kesehatan terdekat,

2. Rutin mengkonsumsi tablet tambah darah,

3. Memenuhi asupan gizi, seperti protein hewani yang baik bagi tumbuh kembang janin.

4. Remaja putri aktif minum tablet tambah darah 1 tablet seminngu sekali

5. Pemberian ASI ekslusif pada bayi selama enam bulan

6. Bayi di atas enam bulan diberikan konsumsi protein hewani dan tetap melanjutkan ASI.

7. Datang ke Posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan serta imunisasi balita.

Dampak stunting umumnya terjadi karena diakibatkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Apabila 1.000 hari pertama ini gizi bayi tidak bisa dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang.


Baca juga :

Begini Cara Mencegah Penculikan Anak dari Psikolog UGM

Apa Itu PPS ? Ini Tugas, Wewenang, dan Kewajiban PPS dalam Pemilu 2024

Pemilu. Berapa Lama Masa Jabatan Kepala Desa ? Begini Aturannya

Pelajar dan Mahasiswa Perlu Tahu, Ini 17 Partai Politik Peserta Pemilu 2024

Apa itu NISN, Apa Gunanya, dan Bagaimana Cara Mengeceknya

Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com