Belajar dari Refleksi
Belajar dari Refleksi
Oleh: Diannita Ayu Kurniasih, MPd
Kepala SDN 1 Kebumen, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
Seringkali orang merasa kesulitan untuk mengetahui seberapa jauh progress keberhasilan target yang ingin dicapainya. Biasanya hal itu hanya dilakukan dengan melihat keberhasilan apa yang telah dicapai pada jangka waktu tertentu. Bukan tidak disadari, namun masih banyak yang membandingkan keberhasilan diri dengan keberhasilan orang lain.
Banyak tawaran untuk dapat mengukur bagaimana portofolio diri. Namun, hal mudah yang siapapun dapat melakukannya adalah melalui refleksi. Untuk melakukan refleksi, seseorang hanya membutuhkan kejujuran terhadap diri sendiri. Pembiasaan refleksi yang dilakukan secara rutin dan dirasakan kebermaknaannya dapat terus berkembang hingga membudaya.
Bukan hanya refleksi sebagai diri pribadi, seorang pendidik juga tidak kalah penting membudayakan refleksi. Belajar dari pengalaman terhadap proses pembelajaran, hasil belajar, hubungan dengan orang tua, rekan sejawat, dan juga atasan, menjadi indikator penting untuk dapat mengelola diri dan meningkatkan kemauan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Pendidik yang siap membuka diri untuk menemukan keberhasilan, tantangan, serta upaya perbaikan apa yang akan dilakukan untuk peningkatan pelayanan kepada murid, mampu merancang perencanaan pembelajaran yang lebih berpihak pada murid.
Saat ini, kualitas pendidikan tidak hanya dilihat dari segi bagaimana keberhasilan maupun prestasi akademik murid. Kenyamanan murid juga menjadi indikator keberhasilan sekolah menjadi tempat belajar. Hal ini juga tidak lepas dari indikator refleksi yang tidak boleh dikesampingkan.
Hubungan baik murid dengan guru, guru dengan rekan kerja, semua warga sekolah dengan orang tua murid, tentu menjadi hal mutlak yang diperlukan agar murid merasa nyaman. Rasa nyaman adalah awal keterampilan sosial emosional murid untuk dapat menerima semua proses pembelajaran dengan baik sehingga hasil belajar pun tidak diragukan lagi.
Refleksi akan lebih bermakna jika dilakukan dari berbagai sisi. Misalnya, untuk memeroleh data refleksi sekolah, kepala sekolah perlu mengumpulkan data refleksi dari guru, murid, maupun orang tua. Data ini diperlukan untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pengguna terhadap pelayanan sekolah.
Melalui refleksi ini, kepala sekolah juga dapat mengetahui bagaimana seharusnya racikan yang tepat dan diinginkan oleh murid untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, aman, dan nyaman. Hal ini tentu membutuhkan keterbukaan dari kepala sekolah untuk dapat mencerna kekurangan apa yang ditemukan untuk dapat diminimalisir, serta kekuatan apa yang perlu dikuatkan untuk pelayanan yang lebih baik lagi.
Pengolahan refleksi berkala dapat membantu sekolah menyusun program sekolah. Selain data yang didapat dari rapor pendidikan, data dari refleksi ini juga merupakan data autentik yang dapat membantu memetakan kebutuhan sekolah, baik dari segi guru, murid, dan juga orang tua murid. Untuk itu, pengolahan data ini juga berdampak pada keserasian antara kebutuhan dan program sekolah.(*)
Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan melalui e-mail : [email protected]
Kampus Republika partner of @republikaonline
kampus.republika.co.id
Instagram: @kampusrepublika
Twitter: @kampusrepublika
Facebook: Kampus Republika
Email: [email protected]