Guru Menulis

Aku Tak Pandai Bicara

Foto : pixabay
Foto : pixabay

Oleh Titien Suprihatien

Aku tak pandai bicara

Ku toleh saja iringan semut hitam itu menguasai jalan

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Yang mengges disiksa asap dan debu batu bara

Kau kira Bumi ini bahagia dengan muas mu ?

Laku manusia mero mencicit mengejar duit

Aku tak pandai bicara

Ku sampaikan saja pesan dari gunung Kerinci

Ketika kau terus menggali

Ia tak kan mampu terus berdiri

Aku tak telap bicara

Ku ingatkan saja sejarah penjajah menambang seratus tahun yang lalu

Emas hitam itu naik kereta

Tak kah kau malu dengan penjajah ?

Dengar kata para pahlawan dari kuburnya

Ketika lakumu menjajah negeri sendiri

Aku tak pandai bicara

Ku hanya angkat tangan

Ku hitung ribuan ekor semut besi itu berjalan sesak beriringan

Mendominasi jalan-jalan

Menapaki aspal bolong dengan sombong

Mengepul polusi di Jambi ku

Aku tak pandai bicara

Ku hanya sampaikan pesan dari masa depan

Mereka masih ada

Muara Bulian, 30 Desember 2021

Baca juga :

Dalam Keterpurukan

Puisi : Bergeraklah

Hujan di Kala Petang

Ikuti informasi penting setiap saat dari kampus.republika.co.id. Anda juga dapat berpartisipasi mengisi konten, kirimkan tulisan, foto, info grafis, dan video melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com