100 Mahasiswa Sumbar Bergabung dalam Tim Pendataan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gempa Pasaman
Kampus—Sebanyak 100 mahasiswa dari empat perguruan tinggi di Sumatera Barat (Sumbar) bergabung dalam Tim Pendataan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gempa Pasaman dan Pasaman Barat. Tim pendataan mahasiswa terdiri dari dari 35 mahasiswa Universitas Andalas, 20 mahasiswa Universitas Negeri Padang, 24 mahasiswa Universitas Bung Hatta, dan 21 mahasiswa Institut Teknologi Padang.
Keberangkatan Tim Pendataan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gempa Pasaman dan Pasaman Barat ini dilepas oleh para rektor universitas dan Badan Penanggunangan Bencana Daerah (BPDB) Sumatera Barat, di Padang, Rabu (02/03/22). Acara pelepasan dihadiri Rektor Universitas Andalas Prof Yuliandri bersama Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jarwansah, Rektor Universitas Bung Hatta Prof Tafdil Husni, Faisal Ashar yang mewakili rektor UNP, dan Syavera, dari BPBD Sumbar.
Keberangkatan tim ini didukung penuh oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Unand (LPPM) yang dikomandoi Dr-Ing Uyung Gatot S Dinata. Para mahasiswa ini sebelumnya telah mendapatkan pelatihan yang dilakukan pada hari Selasa 1 Maret 2021. Pelatihan ini merujuk pada metode InaRisk, yang menempatkan data secara cepat melalui by name, by address, by NIK, by KK, by titik koordinat dan by photo. Dengan begitu bisa ditentukan secara cepat dan tepat kondisi fisik wilayah yang terdampak bencana. Data ini menjadi rujukan dasar oleh pemerintah daerah, provinsi dan pusat serta stakeholder terkait untuk rehabilitasi rekontruksi rumah dan fasilitas fisik yang terdampak bencana.
Baca juga : Unand Padang Kirim Tim Tanggap Darurat ke Lokasi Gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat
Kegiatan pendataan ini merupakan tindak lanjut dari proses tanggap darurat dan kegiatan quick assessment yang telah dilakukan sebelumnya oleh Tim Pusat Studi Bencana Unand pada hari Sabtu dan Ahad (26-27/02/22) di lokasi yang terdampak gempa.
Rektor Unand Prof Yuliandri selaku leading sector kegiatan, telah menugaskan Pusat Studi Bencana Unand untuk menangani langsung kegiatan pendataan. Prof Fauzan selaku ketua Pusat Studi Bencana (PSB) menyatakan siap untuk menjalankan tugas yang diberikan kepada PSB Unand.
“Untuk kesekian kalinya kami dipercaya untuk manangani langsung bencana yang terjadi dimulai dari gempa 2009 di Sumatera Barat, gempa tahun 2018 Lombok di NTB, dan terakhir di tahun 2021 saat gempa di Mamuju, Sulawesi Barat,” kata Fauzan.
Kerja tim PSB menurutnya tidak hanya sebatas pendataan namun memberikan solusi bagi penyelesaian kerusakan fisik secara cepat, aman dan terukur.
Baca juga : Rektor Unand Tinjau Langsung Lokasi Gempa di Pasaman Barat
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansah, menjelaskan bahwa data kerusakan akibat gempa yang terjadi di Pasaman dan Pasaman Barat harus cepat masuk ke BNPB supaya proses rehab rekonstruksi bisa segera ditindaklanjuti. Ini juga agar masyarakat bisa hidup normal kembali dalam waktu yang relatif singkat. Untuk itu menurutnya, kerja sama dengan universitas, sebagai stakeholder terkait dalam penanggulangan bencana adalah menjadi langkah yang tepat.
“Integritas mereka sebagai ilmuan serta kompetensi yang dimiliki bidang kebencanaan menjadi tolok ukur kami dalam mengambil langkah kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Sumatera Barat yang dikomandoi oleh Pusat Studi Bencana Universitas Andalas”, imbuhnya.
Koordinator tim pendataan rehabilitasi dan rekonstruksi gempa Pasaman, Dr Eng Febrin Anas Ismail, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah cerdas dalam upaya penanggulangan gempa. “Keterlibatan perguruan tinggi dan mahasiswa akan mempercepat penanganan wilayah yang terdampak,” ujarnya.
Baca juga :
30 Sekolah Terbaik di Sumatera Barat Berdasarkan Nilai UTBK
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Anda juga dapat berpartisipasi mengisi konten, kirimkan tulisan, foto, info grafis, dan video melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com