Dosen Institut Digital Ekonomi LPKIA Lakukan Pendampingan UMK Bandung
Kampus—Tim dosen dan mahasiswa dari Institut Digital Ekonomi LPKIA melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang berfokus pada Pendampingan Manajemen Keuangan dan Sertifikasi Produk bagi UMK Kuliner di Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. Program ini berlangsung sejak September hingga November 2025, melibatkan 10 pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) kuliner seperti usaha katering, kue rumahan, dan makanan ringan.
Ketua pelaksana kegiatan, Ervie Nur Afifa Mukhlis, SE, MAB mengatakan kegiatan diawali dengan tahap identifikasi permasalahan dan koordinasi bersama mitra. Setelah itu, rangkaian pelatihan diberikan secara intensif, meliputi pembukuan sederhana, strategi pembiayaan, pelaporan keuangan, pemasaran digital, hingga persiapan sertifikasi halal dan izin usaha.
‘’Penguatan kapasitas pelaku UMK dalam pengelolaan keuangan menjadi kunci keberlanjutan usaha. Banyak pelaku usaha yang belum memiliki laporan keuangan tertulis. Padahal, hal itu menjadi dasar penting untuk mengakses pembiayaan formal dan memperluas pasar,” papar Ervie.
Selain pelatihan keuangan, tim juga memfasilitasi pendampingan pembuatan desain kemasan produk, penerapan pembayaran digital melalui QRIS, serta penggunaan aplikasi kasir pintar dan platform marketplace seperti Shopee Food dan Tokopedia. Dalam sesi sertifikasi produk, peserta dibimbing dalam menyiapkan dokumen dan kelengkapan untuk memperoleh izin edar PIRT dan sertifikat halal.
Ervie menambahkan, program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kemampuan usaha, tetapi juga membuka peluang kolaborasi antara dunia akademik dan pelaku ekonomi lokal. Mahasiswa yang terlibat memperoleh pengalaman lapangan melalui kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sementara masyarakat mendapatkan pendampingan nyata dari tenaga ahli di Bidang Keuangan dan Pemasaran Digital.
Di akhir program, sebagian besar peserta telah mampu membuat laporan keuangan sederhana, memperbaiki kemasan produk, dan memahami prosedur sertifikasi usaha. Beberapa di antaranya bahkan mulai memasarkan produknya melalui platform daring.
‘’Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model berkelanjutan bagi pemberdayaan UMK di wilayah lain. Kami ingin memastikan para pelaku usaha mikro di Bandung tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan bersaing di era digital,” tegas Ervie.(*)