Ahli Ekonomi IPB : Kenaikan Harga Pangan Dipengaruhi Harga Global

Kampus—Naiknya harga pangan pada momen-momen tertentu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kritis. Sebab, pangan merupakan komoditas dasar yang secara dominan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Dikutip dari laman ipb.ac.id, ahli ekonomi dari IPB University Prof Yusman Syaukat, menyebutkan, dalam penelusuran data yang dilakukan FAO Food Price Index (FFPI), terdapat indikasi peningkatan trend harga pangan yang terus merangkak sejak tahun 2000-an.
“Kenaikan harga pagan pada Februari 2022 menjadi pemicu lonjakan pada harga minyak nabati dan susu. Lonjakan harga pangan global akan berpengaruh ke Indonesia karena banyak komoditas pangan yang masih diimpor," terang Yusman dalam Webinar Fenomena Krisis dan Titik Kritis Penyediaan Pangan yang diselenggarakan oleh Dewan Guru Besar IPB University, Ahad (20/03/22).
Menurut Yusman, dampak kenaikan harga pangan global terhadap perubahan harga konsumen nasional pada akhirnya memberikan peringatan terhadap potensi kenaikan dan volatilitas (perubahan) harga pangan di masa depan. Pasalnya, jelasnya, harga pangan ini tidak dapat diperkirakan secara akurat sehingga menyebabkan kesulitan mitigasi terhadap risiko. Hal ini akan berdampak pada kesulitan pengelolaan konsekuensi yang menyebabkan volatilitas harga tinggi yang tidak dapat dihindari.
Yusman menerangkan, upaya pengendalian harga pangan nasional dapat dilakukan dengan program peningkatan produktivitas pangan yang masih banyak diimpor. Dengan demikian, melalui import substitution program serta program peningkatan kesejahteraan masyarakat tani pascapandemi perlu dikembangkan sesuai kebutuhan yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.
“Pengendalian harga pangan juga dapat dilakukan dengan monitoring terhadap ketersediaan, konsumsi dan harga pangan pokok, mengatur pendistribusian pangan serta pengembangan kebijakan pertanian yang lebih variatif dalam menghadapi berbagai situasi,” jelas Yusman.
Pakar ekonomi IPB University lainnya, Prof Nunung Nuryartono mengatakan harga akan memiliki implikasi yang luas termasuk pada kesejahteraan masyarakat. Menurutnya apabila kita lihat inflasi dari makanan, relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nonmakanan.
"Mayoritas penduduk miskin kita, pangsa pengeluarannya lebih tinggi pada makanan. Contohnya, kami mencoba menghitung trend harga minyak goreng yang tidak relatif naik pada semua wilayah,” terangnya.
Berita terkait :
Kampus Terkemuka Harus Diarahkan Menjadi Universitas Riset
IPB University Masuk 276 Leading Innovators di Asia Selatan dan Asia Tenggara
IPB University Wisuda Perdana Peserta Sekolah Pemerintahan Desa
Ikuti informasi penting setiap hari dari kampus.republika.co.id. Silakan mengirim masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com
