News

Guru Besar IPB University : Teluk Jakarta Paling Banyak Terima Limbah Domestik

Teluk Jakarta menerima setidaknya 22.500 ton nitrogen dan 6.700 ton fosfat per tahunnya dari 13 muara sungai. Foto : Antara
Teluk Jakarta menerima setidaknya 22.500 ton nitrogen dan 6.700 ton fosfat per tahunnya dari 13 muara sungai. Foto : Antara

Kampus—Teluk Jakarta paling banyak menerima limbah domestik. Menurut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Ario Damar perairan itu menerima setidaknya 22.500 ton nitrogen dan 6.700 ton fosfat per tahunnya dari 13 muara sungai.

“Akibatnya adalah perairan ini kaya akan bahan organik dan nutrien, menjadikannya sebagai perairan terproduktif di dunia, di bagian sisi dekat pantai,” kata Ario Damar dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah (24/3) dengan materi berjudul Eutrofikasi Perairan Pesisir Tropis: Karakter, Mekanisme dan Mitigasinya, seperti dikutip dari laman ipb.ac.id.

Ario yang melakukan riset di Teluk Jakarta dari tahun 2001 hingga 2019 mendapati eutrofikasi di perairan itu terus meningkat . Eutrofikasi merupakan proses pengayaan nutrisi dan bahan organik dalam air atau pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Eutrofikasi ini ada untung ada ruginya. Manfaatnya, perairan jadi lebih subur karena banyak bahan organiknya. Tapi kalau terlalu banyak, air akan menjadi bau dan oksigen berkurang. Contohnya, tahun 2015 lalu ada kejadian 650 kilogram ikan mati massal di Teluk Jakarta,” terangnya. Ario menambahkan, untuk mengurangi masukan bahan organik ke perairan, dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Antara lain pendekatan teknologi melalui instalasi pengolah air limbah komunal di perkotaan padat penduduk. Selain itu aplikasi budidaya biota grazer pemakan plankton, seperti budidaya kerang dan rumput laut pemakan nutrien.

“Untuk mengurangi bahan organik yang masuk, kita bisa juga menempatkan kerang atau biota penyaring lainnya,” katanya.

Sayangnya, papar Ario, perairan yang mengalami eutrofikasi juga mengalami masalah kontaminasi senyawa lain. Sehingga, penyerapan bahan organik oleh hewan penyerap, juga dikhawatirkan akan menyerap bahan kontaminan lain yang berbahaya. Misalnya logam berat.

“Harus hati-hati dalam menggunakan solusi ini,” jelasnya.

Pendekatan lainnya, tambahnya, adalah pendekatan sosial dan kelembagaan. Yaitu melalui penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah langsung ke sungai dan penegakan hukum bagi pelanggarnya.

Berita terkait :

Kampus Terkemuka Harus Diarahkan Menjadi Universitas Riset

IPB University Masuk 276 Leading Innovators di Asia Selatan dan Asia Tenggara

IPB University Wisuda Perdana Peserta Sekolah Pemerintahan Desa

Ikuti informasi penting setiap hari dari kampus.republika.co.id. Silakan mengirim masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

Mahasiswa Sekolah Bisnis IPB University Kolaborasi dengan Universiti Malaya

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image