Serba Serbi

Peneliti UI Luncurkan KODC Dengue, Alat Deteksi Dini dan Cepat Demam Berdarah Dengue

Alat Deteksi Dini dan Cepat Demam Berdarah , KODC Dengue,  yang diciptakan tim peneliti UI mempunyai enam keunggulan. Foto : ui.ac.id  
Alat Deteksi Dini dan Cepat Demam Berdarah , KODC Dengue, yang diciptakan tim peneliti UI mempunyai enam keunggulan. Foto : ui.ac.id

Kampus—Tim peneliti dari Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan IMERI FKUI bekerja sama dengan PT Konimex meluncurkan alat deteksi dini demam berdarah dengan nama KODC Dengue, pada Selasa (06/09/22). Kit dengan lisensi dari FKUI ini menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue, yaitu protein NS-1 yang ada didalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.

“Saya mewakili seluruh jajaran Kementerian Kesehatan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim peneliti dan seluruh pihak yg terlibat,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, PhD saat peluncuran seperti dirilis laman ui.ac.id.

Menurut Dante, launching kit deteksi dini ini menunjukkan beberapa hal, yang pertama kualitas riset tidak hanya berakhir pada publikasi jurnal, tetapi juga pada penciptaan suatu produk yang dapat dipakai langsung di fasilitas kesehatan. Kedua, produk tersebut bersifat praktis, murah, mudah digunakan dan punya sensitifitas yang tinggi. Ketiga, terjalin kolaborasi yang kuat antara peneliti di universitas, klinisi di rumah sakit dan pihak swasta, serta yang paling penting dapat di produksi di dalam negeri.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gejala klinis yang tidak spesifik pada pasien ketika terinfeksi dengue, menyulitkan klinisi untuk menegakkan diagnosis. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam penatalaksanaan pasien sehingga dapat menyebabkan kematian. Sebelum masuk pada fase kritis, penatalaksanaan infeksi dengue di awal dapat menurunkan angka kematian. Oleh karena itu, diperlukan alat diagnostik yang dapat mendeteksi infeksi dengue di awal infeksi dengan waktu yang singkat, tanpa memerlukan fasilitas laboratorium berteknologi canggih dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.

Ketua tim peneliti, Beti Ernawati Dewi, PhD menyampaikan enam keunggulan KODC Dengue. Pertama, alat deteksi ini bekerja dengan cepat. Dalam prosesnya memerlukan waktu 15 menit untuk menentukan ada tidaknya infeksi dengue. Kedua, sensitif karena berbasis strain DENV (Virus Dengue) yang beredar di Indonesia. Ketiga, spesifik karena dikembangkan berdasarkan epitop DENV yang tidak cross reaksi dengan virus lain.

“Keempat, relatif murah karena produksi dalam negeri dan juga dapat mendeteksi infeksi DENV dengan berbagai macam tipe spesimen yaitu plasma, serum, dan whole blood. Kelima, dapat disimpan di suhu kamar sehingga tidak memerlukan cool chain dalam pengiriman dan penyimpanan. Keenam, dapat mendeteksi NS-1 dari sampel darah utuh,” papar Beti.

Tim peneliti yang terlibat dalam pengembangan KODC Dengue adalah Mirawati Sudiro, PhD, Fithriyah, M Biomed, PhD, Evy Suryani, dan Hidayati Desti dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM/Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI. Selain itu Andriansjah, PhD, dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, dan Dr Leonard Nainggolan dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM/ Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI.

Dekan FKUI ProfAri Fahrial Syamm dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada tim atas inovasinya yang luar biasa. Penemuan ini menurutnya, berhasil melengkapi rangkaian inovasi dan terobosan peneliti Indonesia, khususnya para peneliti FKUI, di bidang deteksi dini demam berdarah sebelumnya.

Indonesia sebagai negara endemis demam berdarah dengue (DBD) menurutnya tentu saja sangat terbantu dengan adanya inovasi ini. Diagnosis DBD diharapkan berjalan lebih cepat dan akurat sehingga penanganan optimal dapat segera diberikan.

“Saya berharap, pencapaian ini mampu menarik antusiasme peneliti sekaligus industri dalam negeri untuk terus berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan kemandirian bangsa di bidang penyediaan alat kesehatan,” katanya.

Baca juga :

Prodi Produksi Media Vokasi UI Kembangkan Mata Kuliah Game

26 Mahasiswa Vokasi UI Lolos IISMAVO 2022, Kuliah di Kampus Top Dunia

UI Peringkat Satu di Indonesia Versi THE Asia University Rankings Juni 2022

Tim Mahasiswa UI Juara Asia Pacific pada Shell Eco-Marathon Autonomous Programming Competition 2022

10 Besar Dunia Universitas Paling Top di Twitter, Kampus Indonesia Mendominasi

Ini Penjelasan Hepatitis Akut dan Cara Pencegahannya dari Pakar Kesehatan UI

Keren, Mahasiswa UI Juara Pertama Kompetisi Rancangan Jembatan di Singapura

Mahasiswa UI Raih Empat Juara di Asian Universities Alliance Youth Forum 2022

Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.

Berita Terkait

Image

IPC, APHKI, dan DePA-RI Gelar Pekan Apresiasi dan Pendalaman Pengemban Hukum Teoritik III

Image

Kampus di Indonesia yang Masuk Top 100 Universitas di Asia Versi UniRank 2024

Image

Dosen UIKA Bogor Raih Penghargaan Perempuan Inspirasi Indonesia 2024 dari IPEMI