UIKA Bogor Gelar Seminar Nasional Bahas Pendidikan Islam
Kampus--Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menyelenggarakan Seminar Nasional tentang kependidikan di Kampus UIKA Bogor, Kamis (19/10/2023). Seminar nasional menghadirkan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Abudin Nata, Guru Besar Universitas Ibn Khaldun Bogor Prof Hasbi Indra, dan Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam UIKA Bogor, Dr Gunawan Ikhtiono.
Dalam pemaparannya, Abudin Nata menjelaskan sangat rinci apa yang pernah dilakukan di dunia Islam di masa lampau. Sistem pendidikan model Islam (diawali dengan Darul Arkom, Kutab sampai dengan yang termodern di saat itu, yaitu Madrasah) telah membawa umat Islam mencapai puncak kejayaannya di abad 13 Masehi atau abad ke 7 Hijriyah.
Baca Juga: Tiga Calon Rektor Unand Terpilih di Tingkat Senat Akademik Universitas
Abudin menyebut ada 13 model pendidikan yang dikembangkan oleh para ulama. Model-model itu berkembang sesuai dengan kearifan lokal masing-masing sebagaimana di Indonesia ada Meunasah, Rangkang, Dayah di Aceh, atau seperti Surau, Sumatera Barat, Langgar, Pesantren di Jawa dan lain sebagainya.
“Jika secara historis model serta sistem pendidikan Islam itu telah dikembangkan dan dipraktikkan, berarti pendidikan Agama Islam itu sudah mendunia. Tinggal bagaimana sekarang kita mengembangkan, bukan saling menyalahkan, apalagi memisahkan antara ilmu dunia dan ilmu agama,” tutur Abudin.
Baca Juga: Aplikasi Qur'an Kemenag Sediakan Terjemahan Bahasa Daerah, Bisa Didownload di HP, Laptop, dan PC
Hasbi Indra menjelaskan bahwa nilai-nilai yang telah disampaikan sebelumnya oleh Guru Besar UIN tersebut harus di implementasikan oleh kaum muslimin, khususnya dikalangan mahasiswa. “Mahasiswa tidak boleh abai terhadap masalah pendidikan, karena pendidikan merupakan tonggak awal untuk membentuk peradaban, apalagi abai juga dalam bidang politik,” tutur Hasbi.
Menurut Hasbi, sudah seharusnya nilai-nilai pendidikan tersebut menjadi karakter yang akan menjadikan mereka sukses di masa depannya. Bahkan dalam kepemimpinanpun haruslah orang yang mengerti dalam bidang pendidikan, sebagaimana Nabi juga adalah seorang pendidik.
Secara praktis, Gunawan mengarahkan mahasiswa untuk lebih fleksibel dalam memilih mata kuliah keahlian sesuai dengan peminatannya. Terdapat 10 mata kuliah pilihan, tetapi mahasiswa harus mengukur diri kira-kira bidang apa yang akan dikembangkan sesuai dengan kemampuan sendiri.
“Jangan paksakan mengambil mata kuliah yang tidak akan menambah keterampilan tambahan, karena dalam dunia kerja saat ini. Yang dibutuhkan adalah skill ekstra, bukan sekedar nilai dalam ijazah. Transkrip nilai dalam ijazah itu akan bermakna sama dengan perguruan tinggi lain, yang membedakan adalah kelebihan apa yang dimiliki,” tambahnya.
Baca Juga: 636 Dosen PTKI Terima Dana Bantuan Penelitian dari Kemenag
Seminar Nasional ini dihadiri sekitar 318 peserta baik kalangan mahasiswa dan dosen di lingkungan Universitas Ibn Khaldun Bogor serta para tamu undangan. Sebagian peserta mengikuti kegiatan tersebut di luar ruangan dengan disediakan layar monitor. (*)
Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan, kritik, dan saran melalui komen di bawah ini atau e-mail : kampus.republika@gmail.com
Kampus Republika partner of @republikaonline
kampus.republika.co.id
Instagram: @kampusrepublika
