News

Mahasiswa Disarankan Melek Media untuk Hadapi Pemilu 2024

Hima KPI UIKA Bogor menggelar seminar nasional bertema

Kampus—Mahasiswa disarankan agar lebih bijak dalam menggunakan dan mengonsumsi media dalam menghadapi Pemilu 2024. Generasi muda harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media serta mengetahui dampak penggunaan media dan media sosial.

Hal tersebut mencuat dalam seminar nasional bertema "Membangun Literasi Media dalam Tahun Politik 2024" di Aula Fakultas Agama Islam UIKA Bogor, Jawa Barat, Sabtu (02/12/2023). Seminar menghadirkan Ketua Program Studi KPI UIKA Bogor Drc Asep Gunawan sebagai pembicara kunci dan narasumber Redaktur Pelaksana Republika Subroto, dan mantan jurnalis Trans 7 Yama Pradhana Sumbodo.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: ITB Kembangkan Pembangkit Tenaga Matahari dan Angin di Pulau Aguni Papua Barat

Subroto memaparkan, pemilih Gen Z dan milenial mencapai 56,4 persen dari total pemilih pada Pemilu 2024. Generasi muda akan menjadi sasaran kampanye para kontestan Pemilu 2024.

“Karena itu anak-anak mudah harus paham dan mengerti media agar bisa memahami situasi yang terjadi, termasuk dalam menentukan pilihan di Pemilu 2024,” papar Subroto.

Lebih lanjut Subroto menyarankan mahasiswa untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Jika ingin mengkritik, menurutnya harus mempunyai dasar yaitu berupa fakta dan data.

“Jika ingin menyebarkan informasi, pastikan kontennya aman dan benar karena penyebaran informasi yang salah dapat dikenakan Undang-Undang ITE,” tuturnya.

Baca Juga: Enam Siswa SMP Wakil Indonesia Berlaga di Olimpiade Sains Internasional

Sementara itu, Yama Pradhana Sumbodo menyampaikan, berita hoaks atau berita bohong yang disebarkan melalui media dapat mempengaruhi pemikiran atau pilihan seseorang. Menurutnya saat ini banyak berita hoaks tentang politik yang bertujuan untuk menyudutkan satu pihak dan menaikkan pihak lainnya.

Banyak informasi yang direkayasa berupa gabungan gambar tempelan yang dijadikan video dan diisi oleh suara google. “Pokoknya kalau dapat berita dari Youtube suaranya, suara bukan asli dan suara narasi. Maka sudah bisa dipastikan 35% itu hoaks,” jelas Yama.

Ketua penyelenggara seminar nasional Muhammad Ali menjelaskan tujuan diadakannya seminar ini agar mahasiswa KPI di zaman yang serba digital, bisa semakin melek terhadap literasi media dan isu-isu perpolitikan. “Mahasiswa KPI harus melek terhadap literasi media di internet dan isu-isu perpolitikan, untuk kita bisa memilah mana informasi yang hoaks dan yang benar," jelas Ali.

Baca Juga: UGM Juara Umum Pimnas 2023, Ini Peringkat 30 Besar Perguruan Tinggi

Seminar nasional ini diikuti lebih dari 300 peserta dari kalangan mahasiswa. Selain Hima KPI Universitas Ibn Khaldun Bogor, acara ini juga dihadiri Hima KPI Institut Agama Islam Sahid Bogor, Hima KPI Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor, Hima KPI Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor, Hima KPI Universitas Islam As-Syafi'iyah Bekasi, dan Hima KPI Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Muhammad Natsir Bekasi. (*)

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan melalui e-mail : [email protected].