Serba Serbi

IPB University Kembangkan Varietas Bawang Merah, Produktivitas Tiga Kali Lipat Rata-Rata Nasional

Varietas bawang merah yang dikembangkan peneliti IPB University memiliki keunggulan berdaptasi dan produktifitas. Ilustrasi. Foto :antara
Varietas bawang merah yang dikembangkan peneliti IPB University memiliki keunggulan berdaptasi dan produktifitas. Ilustrasi. Foto :antara

Kampus—Tim peneliti bawang merah dari IPB University telah mengembangkan varietas bawang merah untuk mengatasi tantangan penyediaan bawang merah di Indonesia. Mereka berhasil mengembangkan varietas bawang merah Tajuk dan SS Sakato.

Tim peneliti tersebut terdiri dari Dr Awang Maharijaya, Prof Sobir, Prof MA Chozin dan Dr Heri Harti. Tim peneliti tersebut berasal dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University.

Varietas bawang merah Tajuk memiliki keunggulan berdaptasi dengan baik pada musim kemarau dan tahan terhadap musim hujan, memiliki aroma yang sangat tajam, cocok untuk bahan baku bawang goreng. Sedangkan varietas bawang merah SS Sakato memiliki keunggulan berupa produktivitas yang tinggi yaitu hingga tiga kali lipat rata-rata produksi nasional.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lebih lanjut, Awang menyampaikan bahwa patut disyukuri diseminasi hasil riset kepada masyarakat sangat baik. Indikasinya, sebagai contoh, kedua varietas bawang (varietas bawang merah tajuk dan SS Sakato) saat ini ditanam pada 14 ribu hektare lahan per tahun per varietas.

“Bisa dibayangkan jika 1 hektare saja membutuhkan benih sekitar 1 ton, nilai ekonomi dari hasil riset tersebut di masyarakat jauh di atas nilai investasi riset yang telah digelontorkan oleh sumber pendanaan, dalam hal ini adalah dari pemerintah. Konsistensi pendanaan riset dan keyakinan semacam ini, sangat dirindukan oleh peneliti-peneliti di Indonesia agar peneliti dapat tuntas dalam menghasilkan dan menghilirkan produk inovasinya,” ujar Dr Awang saat Launching Hasil Penelitian Unggulan yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University di Science and Techno Park (STP), Kampus Taman Kencana, Bogo , Selasa (30/08/22).

Menurut Awang, titik kritis yang mempengaruhi kegiatan agribisnis bawang merah adalah penyediaan varietas unggul dan benih bermutu dari varietas unggul tersebut. Diperlukan teknik produksi yang lebih ramah lingkungan melalui pembenah tanah, irigasi dan pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan pasca panen yang sesuai.

“Saat ini produktivitas bawang merah nasional hanya sekitar 9.8 ton per hektare. Kondisi tersebut menyebabkan bisnis bawang tidak lagi terlalu menggiurkan bagi petani dikarenakan hasil yang tidak tinggi, padahal risiko kegagalan sangat tinggi,” katanya.

Awang Maharijaya, peneliti yang juga Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) menyebutkan bahwa pengembangan varietas bawang merah dilaksanakan berdasarkan roadmap pengembangan bawang merah. Termasuk roadmap pemuliaan yang telah didisain sebelumnya.

Ia dan tim peneliti lainnya merasa bersyukur pemerintah dan IPB University telah banyak mendukung riset bawang merah ini melalui berbagai skema sesuai dengan roadmap. Menurutnya, penelitian bawang merah ini berkembang sangat cepat.

Baca juga :

Peneliti IPB Prof Hanny Wijaya Terima Sarwono Award ke-20

Mahasiswa IPB Ciptakan Kompos Celup, Inovasi Pengolahan Limbah Kotoran Sapi

Mahasiswa IPB Ciptakan Caksara, Media Pembelajaran Interaktif untuk Belajar Membaca

Ini Empat Jenis Kopi dan Keunikannya Menurut Pakar IPB

Mau Jadi Naradamping G20 : Culture Ministers' Meeting ? Ini Kesempatannya

Tips Menghubungi Dosen Via WA Agar Urusan Lancar

Ini Manfaat Penting Susu Menurut Pakar IPB

Tips Agar Baterai HP Awet Saat Tethering Seharian

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com