Info Kampus

Soal Perubahan Skema SBMPTN, Rektor Unair : Lintas Jurusan Perlu Ditinjau Ulang

Pemerintah berencana akan menghapus tes mata pelajaran atau tes kemampuan akademik (TKA) di SBMPTN. Ilustrasi. Foto : republika
Pemerintah berencana akan menghapus tes mata pelajaran atau tes kemampuan akademik (TKA) di SBMPTN. Ilustrasi. Foto : republika

Kampus—Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengumumkan akan mengubah sistem penenerimaan mahasiswa baru melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Pemerintah berencana akan menghapus tes mata pelajaran atau tes kemampuan akademik (TKA) di SBMPTN.

Langkah perubahan SBMPTN dilakukan, karena materi TKA dalam SBMPTN dirasa sangat membebani peserta didik maupun guru. Dimana ujian dilakukan dengan menggunakan banyak materi dari banyak mata pelajaran yang secara tidak langsung memicu turunnya kualitas pembelajaran. Selain itu, banyak siswa yang harus melakukan bimbingan belajar (bimbel) di luar sekolah.

Baca juga : Kemendikbudristek Keluarkan Kebijakan Baru Seleksi Masuk PTN, SNMPTN dan SBMPTN akan Diubah

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menanggapi rencana perubahan SBMPTN, Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Mohammad Nasih menuturkan bahwa hal tersebut perlu diperinci dan ditinjau ulang, terutama mengenai lintas jurusan. Menurutnya, peminatan sejak SLTA tetap perlu dipertimbangkan agar peserta didik dapat mengikuti perkuliahan dengan baik.

“Meskipun sesungguhnya tesnya adalah tes skolastik semata, tetapi di semua hal termasuk kemungkinan akan ada persyaratan tertentu di prodi-prodi tertentu itu,” kata Nasih seperti dikutip dari laman unair.ac.id.

Baca juga : Aturan Baru SBMPTN, Tidak Ada Lagi Tes Mata Pelajaran, Ini Keuntungannya

Menurut Nasih, linearitas antara SLTA dan perguruan tinggi tetap harus dipertimbangkan. Pasalnya, pada jenjang universitas, mahasiswa juga dituntut untuk memiliki dasar yang cukup mumpuni untuk mengikuti mata kuliah yang diajarkan.

“Walaupun ini tidak bisa menjadi syarat program studi, maka kita bisa meminta portofolio untuk program studi-program studi yang ada di Unair. Sehingga pendaftar nantinya, setidaknya harus menyerahkan rapot mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang ada,” jelas Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair tersebut.

Hal tersebut, jelas Prof Nasih, sebagai penghargaan bagi para siswa yang telah menempuh pelajaran selama tiga tahun di SLTA. Artinya, apa yang didapatkan sebelumnya tidak akan berakhir sia-sia. Menurutnya, ketika merdeka belajar justeru diartikan sebagai kebebasan yang terlalu liberal, maka hal tersebut merupakan pemborosan.

“Kami selalu memberikan warning bagi masyarakat, bahwa setiap program studi itu memerlukan bekal khusus agar bisa lancar dalam menempuh studinya dan juga kami tidak segan-segan untuk memberikan evaluasi pada satu tahun pertama,” tambahnya.

Tambahan, rektor pun menekankan bahwa pendaftaran jalur mandiri Unair akan dijamin transparansi dan kejujurannya. Ia pun menyampaikan akan memberikan uang bagi mereka yang mampu melaporkan dengan disertai bukti apabila terdapat kasus suap-menyuap dalam pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru.

Baca juga :

Siswa SMA Wajib Tahu, SNMPTN Diubah Menjadi Penilaian Prestasi, Begini Aturannya

Bangga, Siswa Indonesia Raih 4 Medali Perak di Olimpiade Kimia Internasional

Top, Siswa Indonesia Raih 2 Emas dan 2 Perunggu dalam Olimpiade Biologi Internasional 2022

Tim Olimpiade Matematika Indonesia Raih Lima Medali pada IMO ke-63 di Norwegia

Tim Fisika Indonesia Raih Lima Medali pada IPhO 2022 di Swiss

Ini 100 Sekolah Terbaik di Indonesia Tahun 2022 Berdasarkan Nilai UTBK

Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com