Serba Serbi

Pakaian dan Aksesori Gelap Sebabkan Kelainan Kulit ? Ini Kata Pakar Unair

Warna hitam menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi panas tanpa meneruskannya ke kulit. Ilustrasi. Foto : republika
Warna hitam menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi panas tanpa meneruskannya ke kulit. Ilustrasi. Foto : republika

Kampus—Sebagian masyarakat meyakini bahwa menggunakan pakaian dan aksesoris berwarna gelap dapat menyebabkan kesehatan kulit terganggu. Apakah mitos itu benar ?

Pakar Universitas Airlangga (Unair) dr M Yulianto Listiawan, SpKK(K) menyatakan penggunaan pakaian gelap dapat menyebabkan kelainan kulit itu hanyalah mitos belaka. Pemakaian baju berwarna gelap menyebabkan rasa gerah pada tubuh, tetapi hal tersebut menurut Yulianto tidak berkaitan dengan kelainan kulit.

“Itu hanya mitos. Memang rasanya lebih panas jika menggunakan pakaian hitam. Tapi itu justru punya manfaat karena panasnya diserap, tidak diteruskan ke kulit,” kata Listiawan yang merupakan dokter spesialis kulit dan kelamin itu, Selasa (13/09/22).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Faktor utama penyebab kelainan pada kulit justru terletak pada paparan sinar matahari yang terus-menerus menyentuh kulit. Dikutip dari unair.ac.id, Listiawan yang juga ketua umum Perdoski ini menjelaskan bahwa setiap pakaian dengan ragam warna memiliki respon berbeda terhadap sinar matahari. Khusus pakaian hitam atau gelap, dokter yang kerap disapa Wawan itu menuturkan bahwa warna hitam memiliki kemampuan menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi panas tanpa meneruskannya ke kulit.

“Hitam tidak memantulkan apa-apa, malahan menyerap sepenuhnya sinar matahari. Hitam itu bagusnya apa? Artinya sinar matahari tidak diteruskan ke kulit kita, jadi dia justru melindungi kulit kita,” tuturnya.

Selain pakaian, sebagian masyarakat juga meyakini bahwa penggunaan masker berwarna hitam atau gelap dapat menyebabkan lebih banyak jerawat. Mitos tersebut muncul sejak pandemi Covid-19 terjadi. Faktanya, kata Wawan, pemilihan warna masker sama sekali tidak memengaruhi kemunculan jerawat di wajah.

“Masker menyebabkan jerawat itu memang ada, tapi tidak dipengaruhi warna. Ya kalaupun berkaitan dengan warna, itu lebih kepada kemampuannya menyerap sinar matahari tadi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wawan menyampaikan bahwa kemunculan jerawat yang disebabkan pemakaian masker justru diakibatkan oleh tertutupnya wilayah kelenjar Sebaceous. Selain itu, kondisi munculnya jerawat dikarenakan pemakaian masker terlalu sering juga tidak terjadi pada semua orang, melainkan tergantung pada kondisi kulit bawaan masing-masing.

“Yang menyebabkan jerawat itu ya karena masker dipakai terus di wilayah yang kaya kelenjar Sebaceous penyebab jerawat. Sehingga, dia tidak bisa keluar dan menyebabkan kebuntuan. Akhirnya muncul jerawat,” jelasnya.

Wawan menegaskan bahwa pemilihan warna pakaian tidak memiliki pengaruh secara langsung pada kulit. Oleh karena itu, alih-alih selektif dalam pemilihan warna pakaian, selektif dalam memilih pakaian yang dapat menutup kulit harus lebih diutamakan lantaran pakaian terbuka dapat menyebabkan kulit yang ter-expose lebih mudah terbakar.

Baca juga :

Mahasiswa Unair Ciptakan 'Patrick Spray', Deodorant Spray Alami dari Ekstrak Bintang Laut

Satu Keluarga Lulus Doktor dari FH Unair, Raih Tiga Rekor MURI

Mahasiswa Unair Ciptakan Gelatah, Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Merasa Insecure ? Begini Tips Menghadapinya dari Dosen Psikologi UGM

Ini Manfaat Penting Susu Menurut Pakar IPB

Tips Agar Baterai HP Awet Saat Tethering Seharian

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

IPC, APHKI, dan DePA-RI Gelar Pekan Apresiasi dan Pendalaman Pengemban Hukum Teoritik III

Image

Dosen UIKA Bogor Raih Penghargaan Perempuan Inspirasi Indonesia 2024 dari IPEMI

Image

10 PTN Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2025, Mana Incaranmu ?