Siswa Harus Menguasai Kecakapan 6C di Abad 21, Apa Itu ?
![Salah satu ciri dari implementasi kecakapan 6C dalam pengajaran bahasa di abad ke-21 adalah munculnya aspek humanis dalam pendidikan. Ilustrasi. Foto : republika.](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/bzl8wwodz4.jpg)
Kampus—Pelajar dituntut untuk menguasai enam kecakapan 6C di abad 21. Keenam kecakapan itu yakni character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi).
Sebelumnya, siswa hanya dilatih dengan 4C. Yakni critical thinking , creativity , collaboration , dan communication. Assoc Prof Suzanne Choo Shen Li dari National Institute of Education, Singapura memberikan pandangan bahwa penguasaan dua keterampilan interpersonal, yakni karakter character dan citizenship penting bagi siswa.
“Kini kita berada pada era hiper-globalisasi. Pemerintah dan pemangku kebijakan sadar bahwa siswa perlu bersiap menjadi warga global. Jika kita hanya melatih siswa dengan 4C, mereka tidak akan memiliki karakter. Oleh karena itu, karakter dan kewarganegaraan menjadi landasan atau nilai penting dari kecakapan abad ke-21,” kata Suzanne webinar bertajuk “From 4Cs to 6Cs: What Should Teachers Know and Prepare for Successful Language Learning in the 21st Century” pekan lalu.
Salah satu ciri dari implementasi kecakapan 6C dalam pengajaran bahasa di abad ke-21 adalah munculnya aspek humanis dalam pendidikan. Misalnya, pendidikan dan kurikulum yang berpusat pada nilai dan karakter, tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan materi mata pelajaran.
Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, webinar SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) mengajak para guru dan tenaga kependidikan di Asia Tenggara untuk memahami dan mengimplementasikan kecakapan 6C dalam pembelajaran bahasa di abad ke-21. Webinar ini diikuti oleh 864 partisipan dari sembilan negara anggota SEAMEO, yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Selain Suzanne Choo Shen, tampil sebagai pembicara Ismi Siti Fajarsih (SMAN 1 Kasihan, Indonesia), Siti Zakia (SMKN 2 Tebing Tinggi, Indonesia), dan Tri Hastuti (SMAN 1 Pasir Penyu, Indonesia).
Direktur SEAMEO Secretariat, Ethel P Valenzuela, mengatakan guru bahasa harus menguasai keterampilan abad ke-21. Guru menurutnya juga harus terus mengasah dan meningkatkan keterampilan diri untuk memenuhi tuntutan global, kehidupan, dan pekerjaan. “Hal tersebut bermakna bahwa guru diharapkan tidak hanya merancang pembelajaran untuk penguasaan materi, tetapi juga memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan lain yang dibutuhkan,” ucap Ethel.
Tiga tiga guru bahasa Inggris, Mandarin, dan Prancis yang tampil sebagai pembicara sepakat bahwa pendekatan pengajaran perlu diubah menjadi berpusat pada siswa. Walaupun ada berbagai macam metode dan media pengajaran, guru bahasa perlu memperhatikan sumber belajar yang kontekstual dan relevan.
Baca juga :
Lomba Konten APBN 2022 di YouTube dan TikTok untuk Pelajar, Yuk Merapat
Computational Thinking, Skill yang Perlu Dipunyai Mahasiswa, Apa Itu ?
Kemendikbudristek dan Twitter Kerja Sama Program Literasi Media Sosial Bagi Pelajar SMP
Tim Indonesia Raih Empat Medali di Olimpiade Astronomi 2022
Hebat ! Tim Indonesia Rebut Delapan Medali Olimpiade Informatika Internasional
Bangga, Siswa Indonesia Raih 4 Medali Perak di Olimpiade Kimia Internasional
Top, Siswa Indonesia Raih 2 Emas dan 2 Perunggu dalam Olimpiade Biologi Internasional 2022
Tim Olimpiade Matematika Indonesia Raih Lima Medali pada IMO ke-63 di Norwegia
Tim Fisika Indonesia Raih Lima Medali pada IPhO 2022 di Swiss
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/b3cc124923578ed08ba3c800aed31059.jpg)