Ini Bahayanya Sering Makan dengan Pembungkus Plastik
Kampus—Sobat Kampus sering mengonsumsi makanan dengan pembungkus plastik ? Hati-hati ya, ternyata banyak bahayanya.
Dosen Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Universita Muhammadiya Surabaya (UM Surabaya) Baterun Kunsah, menjekaskan, plastik adalah suatu produk kimia bahan polimer sintetis yang mudah didapat murah dan praktis dalam penggunaannya. Ketergantungan terhadap plastik semakin tinggi, namun bahayanya kurang disadari oleh masyarakat.
Cara mudah untuk menghindari bahaya plastik, kata Kunsah yaitu dengan membedakan antara plastik untuk kemasan makanan dan untuk keperluan lainnya. Karena karakteristik peruntukannya, maka bahan baku dan proses pembuatannya pun berbeda.
Ia menyebut dari beberapa penelitian diketahui ada beberapa jenis plastik yang diduga dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Botol atau kemasan plastik yang biasa digunakan sehari- hari terbagi menjadi tujuh jenis plastik yang diatur secara internasional di negara manapun menggunakan kode dan simbol yang sama. Kode tersebut dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh Lembaga-lembaga pengembangan sistem kode seperti ISO (International Organization for Standardization).
Pertama Plastik PET atau PETE (Polyethylene Terephthalate) berwarna jernih transparan tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.
“Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Pemakaian berulang menyebabkan lapisan polimernya akan terurai dan dapat bersifat karsinogenik jika terakumulasi dalam tubuh,” tutur Kunsah Senin (17/10/22) seperti dikutip dari laman UM Surabaya.
Kedua jenis (low density polyethylene), yaitu tipe plastik coklat (thermoplastic) yang dibuat dari minyak bumi. Plastik ini biasanya dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan dan botol yang lembek. Sifatnya kuat, agak tembus cahaya, fleksibel, permukaan agak berlemak. Plastik ini dapat didaur ulang, sulit dihancurkan tetapi tetap aman untuk makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas.
Ketiga jenis PS (Polystyrene) yang biasanya dipakai tempat makanan Styrofoam, tempat minum sekali pakai, karton telur, peralatan dapur plastik, bahan compact disc, tempat video dan lain sebagainya.
Kunsah menyebut jenis PS merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormone estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, sistem saraf.
“Jenis ini juga sulit didaur ulang. Bila didaur ulang bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Plastik ini jika dibakar akan mengeluarkan api berwarna kuning jingga dan meninggalkan jelaga,”imbuhnya lagi.
Keempat jenis other (Polycarbonate). Plastik dengan kode angka tujuh terdiri atas empat jenis yaitu : SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), PC (Polycarbonate), dan Nylon. Plastik ini dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, galon air minum, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
Kunsah menegaskan plastik jenis SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan temperatur udara. Plastik jenis SAN biasanya terdapat pada mangkok mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi.
Plastik dengan jenis SAN merupakan salah satu bahan plastik yang baik untuk digunakan dalam kemasan makanan atau minuman. Sedangkan plastik jenis ABS biasa digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Sedangkan plastik PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita, kaleng kemasan makanan dan minuman.
“Ironisnya, botol susu bayi yang terbuat dari plastic PC ini. Apabila dipanaskan dapat mengeluarkan bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang dapat merusak sistem hormon dan mengubah imunitas,” tegasnya.
Menurut Kunsah untuk menjaga kesehatan ia mengajak masyarakat untuk meminimalisir penggunaan plastik, misalnya kalau ingin membeli bakso atau makanan lain, pakailah rantang/wadah dari bahan non-plastik seperti masa dulu.
“Terakhir, bila ingin memanaskan makanan denga oven microwave, gunakanlah wadah dari gelas. Bila ingin memilih plastik lemas untuk penutup makanan, pilihlah yang dilabelnya tertera polietilen,” tandasnya.
Baca juga :
Film KKN di Desa Penari Meledak, Dosen UM Surabaya Ingatan Bahaya Nonton Film Horor Bagi Anak
Tips Agar Baterai HP Awet Saat Tethering Seharian
Bagaimana Agar Tak Kena Ransomware, Begini Caranya ?
Tangkal Berita Hoaks dengan Metode 'ESCAPE'
Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com