Kisah Etik Nur Khasanah, Anak Petani yang Lolos di Enam Kampus Top Luar Negeri
Kampus—Perjuangan Etik Nur Khasanah siswi MAN 2 Ponorogo patut dijadikan contoh. Anak petani sederhana ini lolos di enam kampus top luar negeri dan mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Bagaimana perjuangannya ?
Etik panggilan akrabnya lolos di enam universitas terkenal di luar negeri, yaitu National Taiwan University di jurusan Bachelor of Economics, Wageningen University Belanda di jurusan Bachelor Science in Tourism, The University of Western Australia di jurusan Bachelor of Arts, University of Toronto Mississauga Kanada di jurusan Studies in Social Science, Monash University Australia di jurusan Bachelor of Arts dan McMaster University Canada di jurusan MELD Humanities 1 and Social Science.
Baca juga :
KPK Buka Magang untuk Mahasiswa dan Baru Lulus, 40 Orang yang Dibutuhkan | kampus (republika.co.id)
Dilansir dari laman puspresnas, dari enam kampus yang menerimanya, Etik memilih National Taiwan University di jurusan Bachelor of Economics. Ia sangat bahagia bisa masuk ke jurusan yang sangat ia cintai sejak lama yaitu ekonomi. “Inilah alasanku untuk kuliah di luar negeri, aku ingin banyak belajar tentang kebijakan ekonomi asia langsung dari tempatnya, karena sebelumnya aku juga banyak baca penelitian dari profesor di universitas tersebut tentang ekonomi asia,” cerita Etik.
Sejak duduk di bangku SMP Etik memiliki minat yang tinggi tentang penelitian. Ia melihat sosok Belva Devara, CEO dari Ruang Guru yang menceritakan pengalamannya saat berkuliah di luar negeri. “Jadi saat itu Kak Belva cerita tentang apa yang ia dapat saat kuliah di luar negeri. Menurutku itu keren banget, banyak belajar tentang culture di luar negeri. Terlebih jadi banyak pandangan karena bisa berdiskusi dengan banyak mahasiswa dari mancanegara. Dari situlah aku bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri,” tutur Etik.
Sejak saat itu Etik rajin mencari informasi beasiswa dengan harapan dapat mengantarnya untuk melanjutkan studi di luar negeri. Dengan informasi yang Etik miliki, ia menghubungi beberapa lembaga melalui media sosial Instagram. “Aku waktu itu langsung menargetkan untuk melanjutkan SMA di luar negeri, namun beberapa kali gagal. Disitu aku sadar bahwa kemampuanku juga perlu ditingkatkan,” ungkapnya.
Tak pantang menyerah, dia mulai menekuni mengenai syarat-syarat mendapatkan beasiswa tersebut. Salah satunya meningkatkan kemampuan dalam membuat esai sehingga secara otodidak Etik belajar dunia penulisan dengan tekun.
“Suatu hari, di sekolahku mengadakan lomba esai. Aku memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengasah kemampuan menulisku. Aku pun berhasil lolos walaupun hanya sampai tahap finalis,” ujar anak kedua dari dua bersaudara ini.
Etik semakin menekuni dunia karya tulis terutama karya tulis ilmiah karena masih berhubungan penelitian yang ia minati. Berkat mengikuti beberapa lomba tersebut ia mendapatkan sertifikat yang membuatnya berhasil masuk ke MAN 2 Ponorogo melalui jalur prestasi.
Perjuangannya tidak berhenti sampai disitu. Gadis kelahiran Ponorogo, 21 September 2004 ini melanjutkan minatnya pada bidang penelitian di MAN 2 Ponorogo dengan mengikuti ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). MAN 2 Ponorogo memang dikenal sebagai sekolah riset yang memiliki track record siswa berprestasi di dunia penelitian, sehingga sekolah membebaskan siswa-siswinya untuk mengeksplor minat dan bakat. Melalui guru-gurunya yang selalu mendorong dengan memberikan poster perlombaan, Etik yang kala itu duduk di bangku tahun pertama tergerak untuk mengikuti lomba.
Prestasi pertama diraih Etik pada tahun 2021 yaitu di ajang X-Nation yang diadakan oleh Jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FEB Ubaya). Dia meraih juara 1. Kemudian, juara 1 Operation Innovation Challenge dengan inovasi “SUTE POTA Sushi Sate Ponorogo punya cerita.”
Di tahun yang sama, Etik kembali membuat proposal penelitian yang berjudul “Dampak Wisata Pedestrian Face off terhadap Pendapatan dan Peluang Usaha di Jalan HOS Cokroaminoto”. Proposal itu berhasil meraih juara harapan 1 di bidang ekonomi Lomba Peneliti Belia (LPB) Jawa Timur tahun 2021. Di bulan Desember ia berhasil meraih juara 1 National Essay Competition tahun 2021 yang diadakan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII).
Perjuangan Etik dalam mencetak prestasi tidak berhenti. Pada bulan Maret 2022, ia bersama timnya mengikuti Kompetisi Proposal Penelitian Kreasi dan Inovasi (KRESNA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia berhasil meraih medali perak dengan karya tulis berjudul “Meraba dari yang Tersisa: Eksplorasi Situs Ngurawan Berbasis Informasi Eksploitasi dan Geolistrik Resistivitas.” Selanjutnya pada Juni 2022 Etik mendapatkan penghargaan Honorable Mention bidang geografi di ajang Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia (KoSSMI)
“Aku banyak mengikuti berbagai macam perlombaan, namun aku sadar bahwa prestasi akademik saja tidak cukup untuk meningkatkan kualitas diri. Oleh karena itu aku memutuskan untuk bergabung di organisasi luar sekolah yang dilaksanakan oleh NGO, yaitu ‘Back to Lerak’ yang merupakan bagian dari Watery Nation,” kata Etik.
Di tengah kesibukannya di dunia akademik dan organisasi, Etik mengetahui bahwa kakak kelasnya di MAN 2 Ponorogo berhasil lolos di universitas luar negeri melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang diberikan oleh Kemendikbudristek melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas). “Saat itu aku langsung mencari tahu tentang BIM. Aku banyak ngobrol juga dengan kakak kelasku. Aku memanfaatkan sertifikat tingkat nasional yang aku punya dan Alhamdulillah, aku lolos di tahap BIM pembinaan,” kata Etik.
Selama sembilan bulan Etik dan penerima BIM Angkatan 2 lainnya mengikuti pembinaan untuk mendaftar di luar negeri. Ia menikmati proses panjang tersebut demi mimpi yang ia tunggu-tunggu. “Lolos beasiswa BIM jadi pengalaman paling mengharukan yang aku rasakan sejauh ini.” sambungnya.
Sukarman, ayah Etik merupakan seorang petani. Sedangkan Ibunya, Siti Mahmudah adalah ibu rumah tangga. “Ayah biasanya pergi setelah aku berangkat sekolah dan saat Zuhur ia pulang lalu kembali ke sawah lagi untuk bertani,” ujar Etik.
Sukarman dan Siti Mahmudah, kedua orang tua Etik juga selalu memotivasi anak-anaknya mengenai pentingnya pendidikan. “Mereka memotivasi kami anak-anaknya bahwa lewat pendidikan kami bisa mengubah kualitas diri, mengangkat status keluarga. Aku sangat berharap bisa membanggakan keluargaku. Terutama kepada kedua orang tuaku, aku ingin mereka bangga dan merasa berhasil sudah melahirkan anak-anak hebat,” tegasnya.
Baca juga :
Kartu Prakerja Gelombang 60 Sudah Dibuka, Segera Gabung Sebelum Ditutup | kampus (republika.co.id)
Catat, Ini Jadwal Terbaru Pendaftaran Seleksi CPNS 2023 Resmi dari BKN | kampus (republika.co.id)
Unand Buka Lowongan Calon Dosen Tetap Non PNS, Tersedia 79 Formasi | kampus (republika.co.id)
Mau Jadi Naradamping G20 : Culture Ministers' Meeting ? Ini Kesempatannya
Info Hari Ini : Apa Perbedaan PNS dan PPPK ?
Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com