News

Nagari Malampah Luluh Lantak Akibat Gempa Pasaman, Tim Unand Turun

Areal persawahan di Nagari Malampah, Pasaman, Sumbar, yang hancur akibat galodo (banjir bandang) yang dipicu oleh gempa bumi di Pasaman, beberapa waktu lalu. Foto diambil Ahad (06/03/22). Foto Dok.Unand
Areal persawahan di Nagari Malampah, Pasaman, Sumbar, yang hancur akibat galodo (banjir bandang) yang dipicu oleh gempa bumi di Pasaman, beberapa waktu lalu. Foto diambil Ahad (06/03/22). Foto Dok.Unand

Kampus--Bencana alam tanah longsor terjadi, dipicu oleh gempa bumi yang berpusat di Utara Gunung Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, 25 Februari lalu. Material longsoran tanah ini menimbun dan membendung Sungai Fatimah, Kampung Guguang, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, sehingga menyebabkan terjadinya galodo (banjir bandang).

Longsoran tanah ini menimbun hulu sungai Fatimah lalu mengalir membawa material lumpur dan kayu. Lumpur ini menghantam perkebunan jagung dan ladang di sekitarnya sampai ke daerah yang lebih rendah.

“Akibatnya, masyarakat banyak yang mengungsi meninggalkan rumah mereka, di samping karena rumahnya hancur atau rusak berat akibat gempa, juga khawatir terjadi galodo susulan yang lebih besar,” ungkap Ketua Pusat Studi Bencana Unand, Prof Fauzan, di Malampah, Pasaman, kemarin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan terjadinya galodo kembali. Apalagi dengan kondisi musim hujan dan gempa yang masih terus terjadi dalam skala sedang dan kecil.

Ketua Ikatan Ahli Geologi (IAG) Sumatera Barat, Dian Hadiyansyah, menambahkan, gempa yang terjadi pada tanggal 25 Februari lalu telah mengakibatkan terjadinya pelepasan material Gunung Talamau. Material yang sudah lepas ini akan mudah rontok akibat gonjangan dan curah hujan tinggi, terang Dian.

Ladang warga yang hancur akibat galodo (banjir bandang) yang dipicu gempa bumi di Pasaman, Sumbar. Foto : Dok.Unand
Ladang warga yang hancur akibat galodo (banjir bandang) yang dipicu gempa bumi di Pasaman, Sumbar. Foto : Dok.Unand

“Selanjutnya jenis tanah Lanau yang ada di lokasi juga memberikan pengaruh pada percepatan aliran galodo. Jenis tanah ini jika terkena air akan mudah lepas dan mengalir, dan ini akan memberikan pengaruh pada percepatan aliran galado,” imbuh Fauzan

Tim ahli Universitas Andalas yang tergabung dalam Pusat Studi Bencana dan Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI )Sumatera Barat berkolaborasi meninjau lokasi yang menjadi pusat terjadinya galodo di Pasaman, khususnya di Malampah. Tim ini beranggotakan Prof Fauzan (Ketua Pusat Studi Bencana PSB Unand), Prof Abdul Hakam (Sekretaris Umum HATHI Sumatra Barat), dan anggota tim lainnya.

Tim ini melakukan analisis kajian terhadap mekanisme terjadinya galodo dan bagaimana penanganan yang sedang dilakukan oleh institusi terkait dalam hal ini Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V). Kegiatan ini didukung penuh oleh LPPM Unand selaku lembaga yang bergerak di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Rektor Universitas Andalas, Prof Yuliandri, mengatakan bahwa analisis kajian yang dilakukan oleh tim penting untuk mencarikan solusi yang komprehensif dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat.

Abdul Hakam menjelaskan bahwa BWSS V sudah melakukan tindakan darurat untuk menormalisasi sungai. “Sudah diturunkan empat unit eksavator untuk membersihkan serta memperlebar aliran sungai dengan memindahkan batu-batu besar yang ada disungai agar air tidak kembali melimpah. Masyarakat pun kini telah kembali ke kampung dan membuat pondok-pondok plastik di dekat rumah mereka yang runtuh sembari menunggu bantuan dan mengamati perkembangan keadaan,” jelasnya.

Warga memeriksa rumah mereka yang ambruk akibat gempa di Nagari Malampah, Pasaman, Sumbar. Foto : Dok Unand.
Warga memeriksa rumah mereka yang ambruk akibat gempa di Nagari Malampah, Pasaman, Sumbar. Foto : Dok Unand.

Kearifan lokal

Abdul Hakam menyebutkan bahwa terdapat hal yang menarik dalam tinjauan lapangan kali ini. Masyarakat Nagari Malampah menurutnya memiliki kearifan lokal yang terus terjaga dalam upaya untuk tetap survive di wilayah rawan bencana.

“Orang tua zaman dulu memperingati kami untuk lari ke arah kiri jika terjadi galodo,” begitu Hakam menyampaikan pengalaman masyarakat yang didapat dari lapangan.

Ia menjelaskan bahwa pengalaman masyarakat ini bisa diterangkan secara keilmuan. Dari sisi geomorfologis, sisi kiri sungai lebih tinggi dari sisi kanan. Abdul Hakam menambahkan, perlu dilakukan sosialisasi tentang kearifan lokal kepada masyarakat serta simulasi mitigasi bencana sehingga masyarakat siap untuk menghadapi bencana kedepannya.

Yenny Narny, PhD salah seorang tim dari Pusat Studi Bencana untuk kajian budaya dan sejarah kebencanaan menambahkan, kearifan lokal harusnya sudah menjadi acuan dalam setiap pengambilan kebijakan, terkhusus dalam hal kebencanaan karena ia sudah menjadi nadi dalam masyarakat. Masyarakat, kata Yenny, telah belajar banyak dari kondisi alam yang ada. Mereka menyadari bahwa setiap kejadian tidak berlaku tunggal namun berulang.

“Untuk Talamau sendiri, sejarah telah mencatat bahwa bencana yang diakibat oleh gempa bumi telah berulang kali terjadi. Bahkan catatan tentang kegempaan itu sudah ada sejak periode kolonial dan tersimpan dan expose koran dan kajian ilmiah para peneliti sezaman,” papar Yenny Narny.

Selain meninjau lokasi yang terdampak, tim ahli juga mengambil sampel tanah untuk melakukan investigasi atau kajian lebih lanjut mengenai tragedi longsoron tanah ini. Abdul Hakam mengatakan bahwa hasil dari kajian lanjutan ini akan disampaikan ke pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan mitigasi bencana ke depannya.

“Pemerintah daerah harusnya sudah mulai memikirkan untuk membuat dokumen kajian resiko bencana yang komprehensif mulai dari tingkat nagari hingga kabupaten, sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang akurat dan pedoman yang jelas dalam menghadapi setiap bencana,” harapnya. (ais)

Baca juga :

Unand Padang Kirim Tim Tanggap Darurat ke Lokasi Gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat

100 Mahasiswa Sumbar Bergabung dalam Tim Pendataan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gempa Pasaman

Rektor Unand Tinjau Langsung Lokasi Gempa di Pasaman Barat

Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Anda juga dapat berpartisipasi mengisi konten, kirimkan tulisan, foto, info grafis, dan video melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

Perpustakaan Unand Jajaki Kerja Sama Strategis Perusahaan BUMN

Image

Fakultas Teknik Unand Melawat ke Malaysia Bangun Kerjasama Regional

Image

Tingkatkan Kualitas Layanan dan Kolaborasi, Perpustakaan Unand Ikuti Konferensi KPPTI ke-3

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image