News

Pelajar Indonesia Bawa Pulang Empat Medali Perunggu dari Ajang Olimpiade Kimia Internasional 2024

Pelajar Indonesia yang meraih empat medali perunggu di Olimpiade Kimia Internasional atau International Chemistry Olympiad (IChO) 2024. Foto : puspresnas

Kampus—Tim Indonesia membawa pulang empat medali perunggu dari ajang Olimpiade Kimia Internasional atau International Chemistry Olympiad (IChO) 2024. IcHO 2024 yang diikuti sebanyak 87 negara digelar di Riyadh, Arab Saudi, 21 sampai 30 Juli 2024.

Empat pelajar yang dikirim ke IChO 2924 semuanya meraih medali. Empat medali perunggu diraih Sultan El Shirazy (SMA Negeri 17 Palembang), James Adhimulia (SMAK BPK Penabur 1 DKI Jakarta), Aryo Razak (SMA Katolik Rajawali Makassar), dan Ahmad Ayman Al Ghifary (MAN 2 Kota Malang).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Daftar Pemenang Pilmapres 2024, Unud dan IPB University Terbaik

IChO adalah kompetisi kimia tingkat dunia untuk siswa di tingkat sekolah menengah. Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan tim yang terdiri dari empat siswa untuk diuji pengetahuan dan keterampilan di bidang kimia.

Keempat siswa wamkil Indonesia itu sebelumnya adalah pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kimia tahun 2023. Mereka telah melalui tahap pembinaan dan seleksi dari Pusat Prestasi Nasional.

Salah seorang anggota tim IChO Indonesia, Sultan El Shirazy dari SMA Negeri 17 Palembang, merasa bersyukur atas perjuangan yang telah dilaluinya. Saya akan terus belajar untuk mengharumkan nama negara,” ujar Sultan saat penyambutan delegasi Indonesia di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta seperti dilansir laman puspresnas.

Baca Juga: IPB University Juara Umum Satria Data 2024, Ini Daftar Lengkap Pemenang

Prestasi para siswa di ajang IChO akan masuk ke dalam Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT). SIMT merupakan pangkalan data talenta nasional yang mendukung pencatatan dan pemetaan talenta nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Selama pelaksanaan IChO, keempat siswa didampingi oleh Deana Wahyuningrum (Head Mentor) dan Irma Mulyani (Mentor) dari Institut Teknologi Bandung. Lalu, Rahmat Wibowo (Scientific Observer) dari Universitas Indonesia. (*)