Opini

Cegah Stunting dengan Konsumsi Telur Ayam Bernutrisi Berasal dari Pakan Laut

Prevalensi kasus stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah 21,6%, dengan empat juta anak yang terdampak masalah ini. Ilustrasi. Foto : republika

Dr med vet drh Hendry TS. Saragih, MP (Dosen Fakultas Biologi UGM) dan Indah Nur Fauziah (Master Candidate Fakultas Biologi UGM)

Dewasa ini, tantangan yang dihadapi oleh Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki populasi terpadat di dunia adalah masalah pemenuhan nutrisi dan kesehatan anak. Laporan dari UNICEF tahun 2022 menunjukkan bahwa penurunan angka kematian anak memang menurun secara signifikan namun pemenuhan status gizi anak di Indonesia belum terlihat ada peningkatan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Masalah status gizi anak di bawah usia lima tahun yang belum tertangani dengan baik akan memberikan efek pada kelompok usia remaja hingga berkurangnya produktifitas pada usia dewasa. Hal ini terjadi akibat adanya beban ganda malnutrisi yang terjadi di masa kanak-kanak. Jutaan anak dan remaja di Indonesia dihantui oleh tingginya kasus tubuh pendek dan kurus akibat kurangnya pemenuhan nutrisi (stunting & wasting).

Prevalensi kasus stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah 21,6%, dengan empat juta anak yang terdampak masalah ini. Pemerintah telah menetapkan target dalam eradikasi kasus stunting di Indonesia pada tahun 2030, dengan menurunkan prevalensi kasus stunting hingga 14% pada 2024. Beberapa studi telah menyebutkan bahwa stunting dan wasting bukanlah masalah yang sepele karena masalah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Nutrisi, kesehatan ibu, tingkat pendidikan ibu, serta tingkat ekonomi keluarga sangat mempengaruhi status gizi anak. Berdasarkan fakta ini, perlu adanya intervensi untuk meningkatkan aksesibilitas bahan pangan yang dapat meningkatkan status gizi anak.

Baca Juga: Pentingnya Skeptisisme: Menavigasi Komunikasi Gen Z di Era Ambiguitas dan Pemilu

Faktor-faktor yang mempengaruhi kasus stunting di Indonesia utamanya berakar pada susahnya akses untuk mendapatkan bahan pangan bergizi baik. Cukup ironis mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan biodiversitas atau keanekaragaman hayati yang tinggi.

Biodiversitas yang melimpah, khususnya biodiversitas laut, memiliki potensi untuk dimaanfaatkan. Biodiversitas laut Indonesia meliputi lamun, terumbu karang, karang keras atau coral, bunga karang atau sponges, moluska, udang-udangan, alga, ekidonermata, hingga ribuan spesies ikan. Biodiversitas laut yang melimpah membuka kesempatan dalam pengembangan dan pemanfaatan bagi masyarakat. Pemanfaatan produk laut, bahkan dalam bentuk limbah seperti jeroan ikan yang seringkali dibuang dan tidak dimanfaatkan, sebagai salah satu bentuk solusi dalam menanggulangi stunting merupakan suatu tindakan yang strategis.

Penggunaan produk laut juga dapat meningkatkan nilai gizi pada hasil ternak yang nantinya dapat menjadi pilihan bagi masyarakat. Biodiversitas laut yang jarang dimanfaatkan secara langsung dan memiliki kompetisi energi yang rendah dengan manusia dapat membuka kesempatan baru bagi para peternak. Fortifikasi hasil ternak seperti telur dan susu setelah pemberian pakan yang berasal dari laut terbukti memiliki kandungan nutrien yang lebih baik. Pemberian pakan ternak dengan produk laut akan meningkatkan nilai gizi pada produk akhir yang dikonsumsi masyarakat. Beberapa studi melaporkan bahwa pemberian marine-derived products atau produk yang berasal dari laut pada pakan ternak terbukti meningkatkan kandungan asam folat, yodium, omega 3, asam dokosaheksaenoat (DHA), vitamin A, hingga protein pada susu, telur, maupun daging. Omega 3 dan DHA merupakan dua hal yang penting dalam mendukung perkembangan otak janin dan fungsi kognitif pada anak, serta terbukti dalam memperbaiki status gizi yang buruk pada anak.

Baca Juga: UNY akan Terima 18 Ribu Mahasiswa Melalui Jalur SNBP, SNBT, dan Selekeksi Mandiri

Aksesibilitas maupun konsumsi asam folat, yodium, omega 3, DHA, dan vitamin A menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh keluarga yang berpenghasilan rendah. Namun, melalui fortifikasi pada pakan ternak dengan pakan yang berasal dari laut, keluarga dengan penghasilan rendah juga akan memiliki akses yang sama dalam mendapatkan nutrien dan gizi yang adekuat. Melalui strategi ini, masyarakat dapat memperoleh telur ayam maupun produk ternak lainnya dengan kandungan nutrien yang dapat menanggulangi kejadian stunting maupun wasting.

Strategi pemanfaatan produk laut sebagai bentuk fortifikasi hasil ternak seperti memberikan pakan dari makro maupun mikroalga, serta menggunakan limbah hasil laut dapat menjadi suatu terobosan baru yang dapat diimplementasikan secara langsung di masyarakat. Telah banyak riset yang mendukung bahwa penggunaan beberapa spesies makroalga yang umum dijumpai di lautan Indonesia, seperti Ulva lactuca, Sargassum sp., Euchema spinosum, dan Gracilaria sp., serta limbah hasil laut seperti tulang, insang, dan hati ikan, hingga kerangka landak laut (bulubabi/sea urchin) yang memberikan peningkatan terhadap nilai gizi pada telur ayam.

Baca Juga: Pakar UGM Ingatkan Resiko Banjir Bandang di Awal Musim Penghujan

Melalui strategi ini, masyarakat dan komunitas yang belum memiliki akses terhadap bahan pangan yang bernilai gizi baik mampu mendapatkan bahan pangan bergizi baik yang mudah dan murah. Pemberian pakan yang berasal dari laut tersebut akan meningkatkan kandungan gizi pada hasil ternak, dalam hal ini khususnya adalah telur ayam. Telur ayam hasil dari ayam yang diberi pakan marine-derived products memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik.

Perlu adanya edukasi, pelatihan, maupun sosialisasi dalam pendayagunaan hasil laut guna meningkatkan hasil akhir pada produk ternak, khususnya telur. Hal ini sangat potensial dilakukan karena telur merupakan salah satu bahan pangan yang seharusnya mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat dan memiliki kandungan gizi yang baik dalam mencegah stunting.  

Selain itu, edukasi ibu dan intervensi pra-kehamilan pada remaja juga perlu diperhatikan untuk mengurangi kasus berat badan lahir rendah pada janin. Pemberian edukasi pada pentingnya pemenuhan nutrisi yang tidak harus mahal namun tetap memiliki kandungan nutrien yang sesuai dengan kebutuhan juga perlu dilakukan.

Penanganan kasus stunting memang perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan banyak faktor, namun pengetahuan atas bagaimana mendapatkan dan memilih bahan pangan dengan kandungan gizi yang adekuat merupakan suatu dasar bagi orang tua maupun pengasuh dalam menekan angka stunting. Penggunaan biodiversitas laut yang jarang dimanfaatkan merupakan suatu cara dalam membentuk pakan yang mudah diakses dan tersedia secara local (easily accessible and locally available). Sehingga, pemanfaatan produk laut sebagai pakan pada ayam maupun hewan ternak lainnya merupakan suatu strategi yang dapat digunakan dalam menanggulangi kejadian malnutrisi pada anak, khususnya stunting, di Indonesia. (*)

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Kampus Republika partner of @republikaonline
kampus.republika.co.id
Instagram: @kampusrepublika
Twitter: @kampusrepublika
Facebook: Kampus Republika
Email: kampus.republika@gmail.com