Serba Serbi

Penelitian Guru Besar Unpad : Remaja Berisiko Kecanduan Internet, Begini Cara Mencegahnya

Kecanduan internet dapat memberikan sejumlah dampak negatif bagi remaja. Ilustrasi. Foto : flickr
Kecanduan internet dapat memberikan sejumlah dampak negatif bagi remaja. Ilustrasi. Foto : flickr

Kampus—Remaja sangat berisiko mengalami kecanduan internet. Menurut Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Prof Suryani, hal ini disebabkan kelompok remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kontrol diri yang masih minim.

Dalam penelitiannya, Suryani menyebutkan bahwa sekitar 45 persen remaja yang ia teliti di Kota Bandung menggunakan internet lebih dari enam jam sehari. Penggunaan internet yang lama tersebut adalah untuk kesenangan, bukan untuk kepentingan belajar.

“Ini masalah yang sangat serius,” kata Suryani pada acara “HardTalk: Internet Addiction pada Remaja di Jawa Barat” seperti dirilis laman unpad, Selasa (24/01/2023)

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kecanduan tersebut menurut Suryani, dapat memberikan sejumlah dampak negatif bagi remaja, seperti menurunkan minat belajar, perubahan mental dan perilaku, ketidakseimbangan emosi, halusinasi, hingga gangguan jiwa berat. Selain penggunaan internet dalam jangka waktu yang terlalu lama, efek negatif internet ini juga dapat berasal dari paparan informasi yang tidak tepat.

Suryani pun menyayangkan bahwa di Indonesia, kecanduan internet ini belum dianggap sebagai masalah yang serius. “Ini perilaku addiction sebenarnya. Dampaknya bisa lebih parah dari narkoba,” ujar guru besar Keperawatan Jiwa ini.

Penelitian yang dilakukan Prof Suryani telah berlangsung selama tiga tahun di sejumlah sekolah di Jawa Barat. Penelitian ini juga mengikutsertakan tim Fakultas Keperawatan dari berbagai bidang, seperti keperawatan anak, maternitas, dan medikal bedah.

Dalam penelitian tersebut, Suryani dan tim membuat model pencegahan dan penanggulangan kecanduan internet. Menurutnya, upaya pencegahan dan penanggulangan internet bukan hanya dilakukan orang tua, sekolah, atau individu sendiri. Upaya tersebut memerlukan peran bersama dari seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah.

“Jadi yang pertama membuat orang menyadari dulu, karena memang dari hasil penelitian kita juga ternyata remaja itu sendiri tidak tau bahwa sedemikian rupa dampak internet itu ke diri mereka,” ujar Suryani.

Selain model pencegahan dan penanganan kecanduan internet, Suryani dan tim juga telah membuat policy brief yang akan disampaikan ke pemerintah, serta buku saku sebagai panduan bagi remaja.

Lingkungan sekolah juga perlu ada edukasi kecanduan internet ini bagi para siswa. Di sejumlah sekolah yang ia dan tim datangi, belum ada yang memberikan edukasi bahaya kecanduan internet bagi siswa.

“Yang saya sayangkan gak ada edukasinya. Ya memang sih kita tidak menutup mata juga bahwa teknologi terutama internet itu sangat bermanfaat bagi kehidupan, bagi kita untuk belajar. Tapi ‘kan kita juga harusnya dalam edukasi itu berimbang, dan saat ini saya lihat seolah-olah gak berimbang. Internet bagus, tapi bagaimana dengan dampak negatif itu tidak pernah disampaikan,” ujarnya.

Baca juga :

Unpad Tambah 11 Guru Besar Baru, Siapa Saja ?

Lima Prodi di Unpad Raih Akreditasi Internasional ASIIN

Alumni Unpad Diundang Lanjutkan Kuliah dengan Beasiswa, Apa Syaratnya ?

Atalia Ridwal Kamil Lulus Program Doktor Ilmu Komunikasi Unpad dengan Predikat Cumlaude

Unpad Siap Laksanakan Penerimaan Mahasiswa Baru dengan Tes Potensi Skolastik (TPS)

Unpad Tawarkan Beasiswa Doktor dan Fast Track Bagi Mahasiswa Baru

Mau Berburu Beasiswa Tahun 2022 ? Ini Linknya

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com