Tim Fakultas Teknik Unesa Ciptakan Bed Pasien Otomatis
Kampus—Tim Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil menciptakan bed (ranjang) pasien otmatis. Bed pasien karya Tim Unesa ini dilengkapi dengan berbagai fitur dan praktis.
Tim FT Unesa terdiri dari Gibran Dzikri Nakhwa Rabbani, Bima Aditya, Umar Faruq Assyadillah, Gusti Rangga Abdillah, dan Anissa Dwi Lathifa. Tim ini dibimbing Dzulkiflih, MT, dan Agung Prijo Budijono, MT.
Penciptaan Automatic Patient Bed itu berangkat dari pengalaman yang dirasakan salah satu anggota perancangnya Dzulkiflih. Dia menceritakan memiliki salah satu keluarga yang menderita penyakit liver. Gejala penyakit ini seperti cepat kelelahan dan nyeri perut bagian atas yang membuat penderitanya tidak bisa banyak bergerak, susah bangun dan duduk.
Ketika di rumah sakit, perawatannya cukup susah ketika mau berbaring, duduk dan bangun. Karena ranjang pasiennya belum otomatis, sehingga terpaksa memakai cara manual bahkan menggunakan bantuan bantal.
“Selain keluarga saya itu, tentu banyak pasien yang merasakan hal yang sama. Nah, dari situlah saya dan teman-teman membuat bed pasien yang lebih nyaman dan praktis alias otomatis. Dengan memencet remote saja, kasus bisa diatur sesuai kebutuhan baik itu tingkat ketinggian maupun kemiringannya," jelas Dzulkiflih seperti dilansir laman unesa.ac.id.
Dosen FT ini menjelaskan, bed pasien karya mereka dilengkapi dengan berbagai fitur. Pertama, fitur side tilting atau kemiringan kasur dapat diatur hingga 45 derajat ke kanan dan ke kiri. Kedua, fitur headrest yang bisa mengatur kemiringan sandaran kepala hingga 70 derajat ke atas dari posisi datar.
Ketiga, fitur foot rest untuk menaik turunkan permukaan matras untuk kaki hingga 20 cm ke atas dan 15 cm ke bawah. Keempat, fitur open duty untuk membuka akses pintu pembuangan kotoran yang ada di bawah matras.
Kasur ini juga menggunakan tiga motor linier sebagai penggerak yang diklaim mampu dengan beban hingga 150 kg. “Semua mekanisme gerak ini bisa menggunakan remote, baik secara kabel maupun wireless mengikuti dari kebutuhan instansi kesehatan,” tambahnya.
Agung menambahkan, inovasi itu memakan waktu pengerjaan selama empat bulan. Ada lima unit yang telah diproduksi yang bekerja sama dengan CV Cahaya Berkah Gusti skema Kedaireka. Dia menyebut kasur ini telah memakai kualitas dengan standar kesehatan, bahkan cat yang digunakan juga khusus.
“Kasur ini juga bisa dipasangkan baterai atau aki, sehingga gangguan listrik bisa diminimalisir,” ungkapnya.
Dosen Teknik Mesin juga menyebut pada pembuatan kasur ini juga harus mengimpor beberapa bahan dari luar negeri. Kasur ini, tambahnya, merupakan pembaharuan dari versi yang pertama yang awalnya hanya dua unit saja yang kemudian dikembangkan lagi fitur dan mekanismenya.
Saat ini, dia dan tim sedang berfokus pada proses pemasaran dan sedang menjalankan beberapa kerja sama dengan beberapa instansi kesehatan di Surabaya dan Sidoarjo terkait penambahan fitur. Ke depannya ia dapat mengoptimalisasikan pada roda kasur yang dibuat agar memudahkan pergerakan kasur agar lebih mudah dijalankan dengan pola troli supermarket.
Baca juga :
Lima Anggota Timnas Sepak Bola Dapat Beasiswa Kuliah di Unesa
Unesa Turut Sumbang 16 Medali untuk Indonesia di SEA Games 2023
Pelajar dan Mahasiswa Perlu Tahu, Ini 38 Provinsi di Indonesia dan Ibu Kotanya
Mahasiswa dan Pelajar Harus Tahu, Ini Tahapan dan Jadwal Pemilu 2024
Segini Gaji atau Honor PPS Pemilu 2024, Masa Kerjanya 15 Bulan
Pelajar dan Mahasiswa Perlu Tahu, Ini 17 Partai Politik Peserta Pemilu 2024
Apa itu NISN, Apa Gunanya, dan Bagaimana Cara Mengeceknya
Bangga, Siswa Indonesia Raih 4 Medali Perak di Olimpiade Kimia Internasional
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com