Serba Serbi

Angka Kemiskinan Terendah No 1 di Indonesia, Apa Rahasia Kota Sawahlunto ?

 Suasana sudut Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar). Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menempatkan Kota Sawahlunto pada peringkat pertama prosentasi penduduk miskin paling  rendah tahun 2021.
Suasana sudut Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar). Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menempatkan Kota Sawahlunto pada peringkat pertama prosentasi penduduk miskin paling rendah tahun 2021.

Kota Sawahlunto di Sumatera Barat menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan terendah seluruh Indonesia. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menempatkan Sawahlunto di peringkat pertama prosentasi penduduk miskin paling sedikit tahun 2021, yakni hanya 2,38 persen. Angka ini jauh dari rata-rata angka kemiskinan nasional yang mencapai 10,14 persen.

Tiap tahun kota yang terletak 95 kilometer dari Ibukota Sumatera Barat, Padang, ini menjadi langganan daerah dengan tingkat kemiskinan terendah. Data tahun 2019 Sawahlunto menempati peringkat kelima daerah dengan angka kemiskinan terendah, tahun 2020 menjadi peringkat ketiga, dan peringkat pertama di tahun 2021.

Sawahlunto, yang memiliki luas wilayah 273,45 km2, dulunya adalah daerah persawahan, ladang, dan hutan. Sejak insinyur Belanda Willem Hendrik de Greve menemukan cadangan batubara di sungai Ombilin, tahun 1967, wilayah Sawahlunto berubah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pembukaan tambang batubara mendorong Belanda membangun jaringan kereta api di Sumatera Barat. Jaringan kereta api itu dimaksudkan untuk membawa batubara dari Sawahlunto sampai ke pantai Padang. Pelabuhan Emma Heaven (belakangan diganti menjadi Teluk Bayur) pun dibangun untuk mengekspor batubara ke luar negeri.

Penduduk dari Eropa, terutama Belanda, dan daerah-daerah lain dari seluruh Nusantara berdatangan. Kota Sawahlunto didirikan 1 Desember 1888, dan diperingati sampai hari ini sebagai hari jadi kota itu.

Sejak saat itu Sawahlunto berkembang menjadi kota yang maju. Bila kita membaca novel-novel di masa lalu yang mengambil setting Sawahlunto, selalu digambarkan kota itu dengan kehidupan Eropanya. Salah satu yang terkenal adalah novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis yang ditulis tahun 1928. Novel ini kemudian diangkat ke layar lebar oleh sutradara Asrul Sani tahun 1972.

Jika kita berjalan mengelilngi kota Sawahlunto, yang tergambar adalah kota kecil dengan banyak bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Kota ini bertransformasi menjadi kota wisata, sejak produksi tambang batubara surut tahun 2000 an. PT Bukit Asam yang mengoperasikan tambang di Sawahlunto menghentikan produksinya. Sebagai gantinya, beberapa perusahaan tambang lokal berdiri. Tapi tak sebesar PT Bukit Asam.

Sebenarnya cadangan batu bara di Sawahlunto masih cukup banyak. Hanya letaknya sudah jauh di perut bumi. Teknologinya mahal untuk menambangnya. Sejumlah investor dari Cina dan Rusia berencana masuk. Tapi tidak jelas perkembangannya hingga saat ini.

Surutnya produksi batubara berimbas ke penduduk Sawahlunto. Banyak penduduk bermigrasi ke luar daerah. Sawahlunto diperkirakan akan menjadi kota mati. Menjadi kota hantu, seperti nasib sejumlah kota tambang di belahan dunia lain.

Tapi itu tak terjadi . Sawahlunto kemudian berubah menjadi kota wisata. Saat Amran Nur menjabat Walikota Sawahlunto, dia membangun sejumlah tempat-tempat wisata. Promosi digalakkan besar-besaran. Nadi kota Sawahlunto kembali berdenyut. Sawahlunto menjadi kota wisata. Hingga kini.

Jika kita berkeliling kota Sawahlunto, tak ada gambaran kota ini ‘kaya’. Tak banyak bangunan tinggi. Gedung paling besar adalah kantor PT Bukit Asam peninggalan Belanda. Hanya satu dua rumah penduduk yang mirip rumah gedongan, dan itu milik pengusaha batu bara.

Tapi di setiap sudut kota berpendduduk 60. 778 jiwa (2022) itu, kita tak akan menemui orang meminta-minta. Apalagi gelandangan yang tak punya rumah. Kota ini sederhana, tak kaya tapi juga tidak miskin.

Wakil Walikota Sawahlunto Zohirin Sayuti mengatakan program- program ekonomi kerakyatan dan pengentasan yang dilakukan secara berkelanjutan menjadi kunci Sawahlunto menekan angka kemiskinan. Hasilnya, terlihat dimana jumlah penduduk miskin di Kota Sawahlunto lebih rendah dibandingkan daerah lain.

Ini tentu bukan pekerjaan setahun dua tahun. Sejak tahun 2010 Pemerintah Kota telah melakukan pendataan permasalahan kemiskinan dan potensi yang dimiliki Rumah Tangga Miskin (RTM) untuk keluar dari kemiskinan. Data ini, jelas Zohirin, dipedomani dalam merumuskan kebijakan dan melakukan intervensi dalam bentuk program-program pengentasan kemiskinan dan peningkatan ekonomi kerakyatan di Kota Sawahlunto.

Kebijakan intervensi dilakukan pada sektor-sektor penggerak ekonomi kerakyatan, kegiatan produktif untuk keluar dari garis kemiskinan, dan bantuan sosial bagi lansia dan disabilitas.

Selain bersumber dari APBD, Pemkot Sawahlunto juga berupaya mengoptimalkan dukungan dana APBN, APBD Provinsi, APBDes, CSR, dan Filantropi. Anggaran yang bersumber dari APBDes, diwajibkan untuk dialokasikan 20 persen bagi program ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan bagi rumah tangga miskin. Program ini yang dilaksanakan oleh Desa/Kelurahan, masing-masing sebanyak 7 KK miskin setiap tahunnya. Kegiatan ini di bawah koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan Kota (TKPK) yang beranggotakan seluruh perangkat daerah Kota Sawahlunto.

“Dengan keterlibatan seluruh elemen dalam pemerintahan, masyarakat, swasta, filantropi, seluruh upaya dalam mengentaskan kemiskinan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan, dapat terlaksana dan mendapatkan hasil seperti yang dirasakan sekarang,” jelas Zohirin.

Upaya melibatkan seluruh elemen ini tentu tak sulit. Masyarakat Sawahlunto terbiasa bekerjasama. Walaupun hampir semua suku di Nusantara ada di Sawahlunto, warga kota punya rasa memiliki yang tinggi.

Sesekali Anda berkunjunglah ke Sawahlunto. Alamnya indah. Sungguh. Selain menikmati alam dan kulinernya yang memanjakan lidah, kita bisa belajar langsung bagaimana kota ini menurunkan angka kemiskinan.

(subroto)

Baca juga :

Kisah Dosen Indonesia Karantina Covid-19 di AS (Bag 1) Mau ke Jakarta Terdampar di New York

30 Sekolah Terbaik di Sumatera Barat Berdasarkan Nilai UTBK

Hindari Dampak Angin Kencang, Ini Layanan Infomasi Cuaca 24 Jam dari BMKG

Ikuti informasi penting dan menarik hari dari kampus.republika.co.id. Anda juga dapat berpartisipasi mengisi konten, kirimkan tulisan, foto, info grafis, dan video melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

Prodi Arsitektur Unand Gelar Workshop Dokumentasi Arsitektur